Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Usaha ternak sapi ditekuni Sogirin (36), pemuda asal Dusun Sidamulya, RT. 03/01, Desa Sukamukti, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Usaha tani bidang peternakan yang ia tekuni merupakan warisan dari leluhurnya.
Sogirin pun mengaku bangga terlahir dari keluarga petani, bahkan ia sendiri tak malu menjadi petani ternak. Karena, jika ditekuni dengan serius, usaha tersebut bisa menjadi ladang untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah.
“Menjadi petani itu kenapa harus malu, yang penting niat kita ingin maju. Itu terletak dari mana dan apa bidang yang kita geluti. Nah, kalau saya usaha ternak sapi yang digeluti dalam dunia pertanian. Bertani itu bisa sukses juga jika kita berani dan mau ulet untuk menggelutinya,” tutur Sogirin, saat ditemui HR Online, di lokasi peternakannya, Jum’at (08/01/2021).
Sogirin mengungkapkan, sejak masih duduk di bangku MTs, orang tuanya sudah mengajarkan untuk bertani. Terutama bidang peternakan sapi. Karena memang sejak kecil Sogirin sudah menyukai peternakan.
“Apalagi waktu itu ayah mengajari bagaimana hidup jadi seorang petani. Bukan hanya asal bisa menanam padi untuk bekal makan. Tapi mengajarkan pula tentang cara bagaimana bertani itu bisa menghasilkan uang, serta bisa mengajak orang lain untuk bekerja,” ungkapnya.
Dari pembelajaran orang tuanya, kemudian Sogirin pun menekuninya hingga akhirnya ia sekarang sudah mampu memiliki beberapa ekor sapi.
Bergabung dengan Kelompok Tani
Baca Juga : Cerita Komunitas Peternak di Pangandaran, Selamatkan Sapi dari Banjir
Untuk menambah pengalaman bidang pertanian, Sogirin tidak merasa gengsi menimba ilmu dengan cara bergabung dalam kelompok tani yang ada di desanya.
Selain ingin menimba ilmu bidang pertanian, ia juga ingin mengembangkan usaha pertanian. Karena saat ini jarang ada pemuda yang mau bertani.
“Kebanyakan pemuda kan merasa gengsi, padahal setelah kita geluti dengan tekun, bertani itu nyaman, adem, tidak banyak pikiran. Tapi mendapatkan penghasilan,” katanya.
Pantauan HR Online, sapi milik Sogirin terlihat sehat-sehat. Sebagian kini sudah siap untuk dijual. Meski demikian, Sogirin mengaku akan mempertahankan dulu sapi peliharaannya hingga menjelang Hari Raya Qurban.
“Kalau Hari Raya Qurban kan harga sapi lumayan ada peningkatan. Salah satu target kita adalah menjual ternak saat bulan-bulan besar yang bisa menggenjot keuntungan,” kata Sogirin.
Jadi Kebanggan Poktan Desa Sukamukti
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Desa Sukamukti, Holil Hamid, mengaku bangga dengan munculnya petani milenial yang mempunyai gagasan untuk mengembangkan bidang pertanian.
“Sebagai ketua poktan, terus terang saja saya merasa bangga dengan Sogirin. Meski usianya masih muda, namun ia mau terjun dalam bidang pertanian. Harapan saya tentunya banyak para milenial yang mau meniru langkah Sogirin,” ungkapnya.
Untuk meningkatkan dunia pertanian di desanya, Holil juga berniat akan membuat olahan limbah ternak menjadi pupuk organik. Mengingat banyak warga Desa Sukamukti yang menjadi peternak. Dalam pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik, nantinya Holil pun akan melibatkan seluruh anggota poktan. Pupuk organik akan sangat membantu kebutuhan petani saat musim tanam.
“Saat ini kadar PH tanah, khususnya lahan sawah daerah kami ini sangat rendah. Sehingga perlu adanya langkah atau upaya penggemburan. Maka salah satunya adalah dengan menggunakan organik hewani,” terangnya.
Selain itu, Holil juga melihat bahwa pengolahan pupuk organik akan bisa meminimalisir saat pasokan pupuk kimia sulit petani dapatkan. Bahkan, dalam waktu dekat ini Poktan Desa Sukamukti akan mengadakan kegiatan seribu karung untuk pertanian.
Dalam kegiatan tersebut, Holil akan memberikan pupuk kepada seluruh anggota poktan yang mempunyai ternak. Tujuannya untuk mengumpulkan kotoran hewan ternak yang nantinya akan menjadi bahan olahan pupuk organik. (Suherman/R3/HR-Online)