Ilustrasi. Foto: Istimewa/Net
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Layanan CST (Care, Support and Treatment) terhadap pasien ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS) di RSUD Banjar, dilakukan dengan penuh keakraban dan rasa kekeluargaan. Hal itu terlihat saat 10 orang pasien positif HIV, tengah melakukan perawatan Antiretroviral (ARV) di ruang poliklinik Soka RSU Banjar, Kamis (14/11).
Petugas CST Poliklinik Soka, Sri, mengatakan, layanan CST bagi pasien ODHA di RSUD Banjar sudah seperti keluarga antara petugas dengan pasien. Sesuai jadwal, setiap hari Selasa dan Kamis mereka secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatannya.
Disamping itu, jadwal tersebut juga menjadi ajang komunikasi antar sesama pasien ODHA untuk saling menguatkan atau memberi suport, maupun komunikasi dengan para petugas CST.
“Pelayanan kesehatan terhadap pasien ODHA tidak dibeda-bedakan. Bahkan para petugas selalu memberikan motivasi agar mereka memiliki semangat lagi dalam menjalani hidupnya,” kata Sri.
Sebab, lanjutnya, meski mereka sudah positif HIV, namun bukan berarti harus kehilangan segalanya. Selain itu, mereka jangan dikucilkan lantaran virus HIV hanya bisa ditularkan melalui tiga cairan tubuh, diantaranya darah, cairan kelamin dan air susu ibu (ASI). Hal ini terkait masih tingginya stigma di masyarakat terhadap ODHA.
Pihaknya juga berharap Poliklinik Soka bisa menjadi Poli yang membantu pasien ODHA, dalam mendapatkan layanan kesehatan. Jangan sampai ada pasien yang harus dirawat inap.
Dengan demikian, para petugas selalu menghimbau kepada mereka supaya menjaga pola hidup sehat, khususnya dalam berhubungan seksual agar durasinya dikurangi. Misalkan yang tadinya dua kali seminggu menjadi satu minggu sekali.
Kemudian, harus dijaga pola makan sesuai dengan kebutuhan guna menjaga ketahanan tubuh. Sebab, dengan pola hidup sehat, ODHA yang rutin ARV akan mampu mempertahankan daya tubuhnya.
“Adapun pola hidup sehat itu diantaranya kepatuhan minum obat sesuai jadwal, disiplin waktu, dosis dan tepat obatnya. Karena hal ini akan mempengaruhi sistem metabolisme dalam tubuh, sehingga obat tersebut akan menjaga daya tahan tubuh supaya tidak drop. Memang kalau masalah panjang umur atau tidaknya kita tidak tahu karena itu rahasia Alloh, tetapi setidaknya kita harus berupaya,” paparnya.
Selain itu Sri menambahkan, pasien ODHA diharapkan mematuhi waktu kontrol untuk melakukan perawatan ARV sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Sebab, dengan tidak rutin kontrol berarti obat pun terputus dan harus diulang lagi dari nol.
“Makanya mereka harus benar-benar menjaga kesehatan, apalagi sekarang ini lagi musim pancaroba. Untuk itu kami berharap kepada semua pasien ODHA jangan sampai terputus ARV,” pungkasnya. (Eva/Koran-HR)