Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Awal tahun baru 2021, warga Kota Banjar, Jawa Barat yang terkonfirmasi positif Covid-19 kembali bertambah. Terdata hari Jum’at (01/01/2021), jumlah penambahannya sebanyak 7 orang.
Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Banjar, H. Agus Nugraha, menyampaikan langsung adanya penambahan warga positif Corona.
Ia menjelaskan, dari penambahan 7 orang tersebut, 6 orang diantaranya merupakan warga Desa Balokang, Kecamatan Banjar. Sedangkan, penambahan satu orang lagi warga asal Kelurahan Banjar.
Untuk penambahan 6 orang warga Desa Balokang itu masing-masing berinisial E, perempuan berusia 62 tahun, NM (P) 46 tahun, NR (P) usia 15 tahun, M (L) usia 80 tahun, RA (L) 8 tahun, dan AS (L) usia 45 tahun. Sedangkan, satu orang lagi warga asal Kelurahan Banjar inisial ZA (L) berusia 21 tahun.
“Hari ini awal tahun baru 2021 bertambah lagi tujuh orang warga yang positif Covid. Semuanya dari pengembangan kasus kontak erat,” kata Agus Nugraha, kepada HR Online.
Dengan bertambahnya 7 orang positif tersebut, sejak awal masa pandemi sampai saat ini jumlah kasus positif untuk Kota Banjar menjadi 338 kasus. Rinciannya meliputi 85 kasus konfirmasi aktif, sembuh atau selesai isolasi 245 kasus, dan meninggal dunia 10 kasus.
Baca Juga : Akhir Tahun 2020 Kasus Covid-19 di Kota Banjar Kian Tak Terkendali
17 Desa/Kelurahan Zona Merah
Dari jumlah akumulasi kasus tersebut, saat ini untuk kota Banjar hanya menyisakan 4 daerah zona hijau, 4 daerah zona biru, dan 1 desa masuk zona kuning. Sedangkan, 17 desa/kelurahan lainnya masuk kategori zona merah.
“Kami harap semua pihak tetap waspada serta disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Corona ini,” ujar Agus Nugraha.
Terkait adanya pasien positif Covid-19 yang menolak untuk menjalani perawatan di rumah sakit, Agus Nugraha menambahkan bahwa, pasien tersebut masih menjalani isolasi mandiri di rumahnya.
Untuk mengantisipasi kemungkinan tidak menjalankan protokol kesehatan saat isolasi mandiri, Tim Satgas Covid-19 akan berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan RT/RW lingkungan tempat tinggal pasien. Tujuannya agar selalu melakukan pemantauan.
“Ya. kami memang agak mengalami kesulitan. Tapi sudah kami koordinasikan dengan Tim Satgas supaya ada pengawasan,” pungkasnya. (Muhlisin/R3/HR-Online)
Editor : Eva Latifah