Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Serangan hawa wereng batang coklat (WBC) yang menyerang tanaman padi milik sejumlah petani di Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis kini kian meluas. Dapat dipastikan, petani pemilik sawah akan mengalami kerugian di musim panen mendatang.
Kabid Sumber Daya Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis, Tini Listianingsih, Senin (11/11), mengaku, pihaknya kini sedang bekerja keras untuk melakukan pembasmian hama. Upaya itu diantaranya memberikan cairan obat pestisida kepada petani.
“Meski sulit membasminya, namun penyelamatan tetap dilakukan terhadap tanaman yang masih bertahan, dan masih mungkin untuk bisa tumbuh dengan baik. Pembasmian dengan menyemprotkan pestisida,” ungkapnya.
Tini menuturkan, Dinas Pertanian masih terus mengumpulkan informasi dan laporan dari tiap kecamatan, terkait wabah serangan hama wereng di sejumlah daerah. Bahkan, beberapa wilayah, serangan hama wereng itu cukup ganas.
Dia juga menyebutkan, dari 12.784 hektar lahan pesawahan di Kabupaten Ciamis, mayoritas hama wereng batang coklat menyerang varietas padi lokal, yang belum memiliki sertifikat dan uji laboratorium resmi pemerintah.
“Varietas padi jenis Cianjur, merupakan jenis padi bagus. Akan tetapi sangat rentan sekali terhadap serangan WBC, beda dengan jenis padi ciherang atau 64. Hama ini sangat senang jika ada dalam kondisi lembab,” jelasnya.
Tini juga menambahkan, untuk mengantisipasi semakin meluasnya serangan hama WBC, Dinas Pertanian telah menyiapkan sebanyak 200 liter pestisida. Nantinya, pesitisida itu digunakan untuk memberantas hama WBC secara menyeluruh.
Dari data yang sudah masuk ke Dinas, kata Tini, diantaranya meliputi wilayah di Kecamatan Baregbeg, diantaranya, Desa Mekarjaya 2 hektar, Saguling 6 hektar, Sukamulya 4 hektar, Baregbeg 12 hektar, Sukamaju 3 hektar, Petirhilir 16 hektar, Pusakanagara 11 hektar, Jelat 14 hektar, dan Karangampel 5 hektar.
“Kami hanya bisa pasrah. Serangan hama kali ini cukup ganas. Sebagian besar padi yang saya tanam mengering, kemungkinan besar tidak bisa dipanen,” kata Apid, petani dari Dusun Pasirdatar Desa Mekarjaya.
Sementara itu, di wilayah Kecamatan Cipaku, Areal tanaman padi seluas 73 hektar di Desa Ciakar, sepanjang tiga hari ini diserang hama wereng coklat. Akibatnya, tanaman menjadi layu dan mengering. Bisa dipastikan, bila tidak segera ditangani, petani akan terancam gagal panen.
Juned, petani asal Dusun Ciakarhilir, Selasa (12/11), mengatakan, hama wereng coklat sudah menyerang tanaman padi miliknya sejak tiga hari lalu. Wabah hama wereng itu meluas, dan serangannya menyeluruh pada rumpun padi.
Menurut Juned, berbagai cara sudah dilakukan untuk memusnahkan hama tersebut. Diantaranya dengan menyemprotkan infektisida yang diterima dari penyuluh pertanian (PPL). Karena jumlah obat-obatan terbatas, hama wereng pun belum bisa teratasi.
Maman, petani lainnya, mengatakan, serangan hama wereng yang terjadi itu sudah merata. Sebab, di satu rumpun tanaman padi, diperkirakan ada populasi hama wereng coklat berkisar antara 50 hingga 100.
Menurut Maman, agar bisa efektif, pembasmian hama wereng harus berjalan serentak di seluruh areal tanaman padi yang berada di wilayah Desa Ciakar. Sebab, kalau tidak, akan terjadi migrasi wereng di areal tanaman padi lainnya.
Kades Ciakar, Sulaeman Nurjamal, membenarkan kejadian yang menimpa para petani di wilayahnya itu. Tanaman padi yang terserang rata-rata sudah berumur 80-90 hari, atau hampir memasuki masa panen.
Menurut Sulaeman, bantuan obat-obatan dari dinas terkait sudah diterima pihaknya. Berhubung bantuan itu sifatnya sangat terbatas, maka tidak seluruh tanaman padi yang terserang hama bisa diobati.
Dari total areal sawah, tiga hari terakhir ini, serangan hama diperkirakan sudah mencapai 50 persen. Bila percepatan serangan hama seperti itu, dapat dipastikan dalam musim panen tahun ini, petani akan mengalami kegagalan panen.
Sulaeman berharap, Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Ciamis segera memberikan tambahan bantuan obat-obatan pengusir hama bagi para petani. Selain itu, di musim tanam mendatang, dia ingin mendapat bantuan benih varietas unggul tahan wereng. (es/dji/Koran-HR)