Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Dalam rangka melaksanakan program penghijauan dan pelestarian alam di Kabupaten Pangandaran, Dinas Kelautan dan Kehutanan Kabupaten Pangandaran, mengoptimalkan program Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM).
Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan, H. Sumedi, SP, Senin (4/11), di ruang kerjanya, mengatakan, program KMDM merupakan program yang dicanangkan sebagai upaya pelestarian alam dan lingkungan dalam bentuk penghijauan.
Menurut dia, tingginya kebutuhan hasil bumi seperti kayu albasiah asa; Kabupaten Pangandaran kian meningkat. “Wacana ini sengaja kami buat sebagai penyeimbang kebutuhan masyarakat dari bahan hasil bumi yang kebutuhannya semakin tinggi. Bila diperhitungkan secara rasional, persatu hari pengiriman kayu Albasiah dari Pangandaran, kurang lebih mencpai 30 truk,” katanya.
Maka dengan itu, kaat Sumedi, harus dilakukan antisipasi dari berbagai aspek. Tidak hanya antisipasi kekurangan kayu saja, namum antisipasi ramah lingkungan dan sistem penghijauan yang baik.
Lebih lanjut, Sumedi mengutarakan, program penghijauan untuk saat ini telah dilaksanakan penanaman pohon yang disalurkan ke masyarakat, didistribusikan melalui Kecamatan dan disalurkan ke desa.
“Pekan ini, beberapa jenis bibit pohon disalurkan ke setiap kecamatan dan dianjurkan untuk diberikan secara gratis kepada masyarakat,” ujarnya.
Senada dengan itu, Kasie Rehabilitasi, Konservasi, Planologi, Hutan dan Perkebunan, Yaya Sunarya KM, mengatakan, teknis pelaksanaan KMDM melibatkan anak usia dini. Tujuannya agar program tersebut berkesinambungan. Dan pelaksanaannya akan bekerjasama dengan Sekolah Dasar yang berada di Kabupaten Pangandaran.
“Untuk melaksanakan program ini kedepan, akan dipilih dari perkecamatan 2 SD sebagai SD percontohan program KMDM. Nantinya, SD tersebut dibina melalui Kepala Sekolahnya bagaimana tata cara pembibitan, penyemaian sampai pada tahapan penanaman,” kata Yaya.
Lebih lanjut, Yaya menjelaskan, tahapan ini dilakukan dengan cara maraton dan akan dinilai karena disesuaikan juga dengan program Propinsi. “Rencana awal, kita akan kasih materi kepada siswa tentang tata cara penanaman melalui media polibek,” tandasnya.
Yaya memprediksi, siswa akan terbiasa melakukan kegiatan pertanian di rumahnya. Jadi, setelah itu, praktek dilaksanakan di masing-masing sekolah. Bila bibit sudah memasuki usia tanam, bibit tersebut dibagikan oleh Kepala Sekolah kepada wali siswa, dan ditanam di pekarangan rumah masing-masing.
“Itulah konsep yang disebut dengan Kecil Menanam. Kemudian 5 tahun kedepan, siswa tersebut akan berpikir bahwasannya hasil dari penanaman bersama orang tuanya bisa dipanen paling cepat dalam waktu 5 tahun, dan ini merupakan aplikasi dari Dewasa Memanen,” tambah Yaya. (Syam/Koran-HR)