Sejumlah Siswa SMK Negeri 2 Banjar tengah mengevakuasi salah seorang temannya yang mengalami kesurupan. Di sekolah ini kejadian kesurupan terjadi selama 2 hari berturut-turut, Jum’at (27/9). Foto: Pepep Riswanto Akbar/HR
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Kesurupan massal terjadi kembali di SMK Negeri 2 Banjar, Jumat (27/9), sekitar pukul 9 WIB, setelah sebelumnya, Kamis (26/6), kejadian serupa membuat 18 siswa mengamuk dan tak sadarkan diri. Korban kesurupan kali ini bertambah menjadi 30 siswa/siswi dan membuat proses belajar mengajar di sekolah tersebut terganggu.
Dari pantauan HR, sebanyak 30 siswa yang tersebar di beberapa lokasi sekolah tampak meronta-ronta sembari menangis histeris dan mengamuk. Pada saat kejadian, salah seorang siswa yang kesurupan ada yang berteriak dan mengatakan bahwa warga sekolah (SMK Negeri 2 Banjar) harus lebih banyak pengajian serta wirid agar penunggu atau mahluk halus di sekolah tersebut tidak kerap mengganggu.
Hal itu pun sontak membuat suasana semakin tegang. Tidak sedikit siswa yang menyaksikan temannya kesurupan mengaku ketakutan dan mereka langsung menyingkir meninggalkan areal sekolah tersebut.
Karenanya, akibat kejadian ini membuat proses belajar mengajar di sejumlah kelas, menjadi terhenti. Malah, tidak sedikit siswa di sekolah tersebut menjadi khawatir dan takut, karena ditakutkan sewaktu-waktu mereka akan menjadi korban kesurupan berikutnya.
Kepala SMK Negeri 2 Banjar, Ahmad Saripudin, mengatakan, kesurupan massal kali ini terjadi saat jam pelajaran berlangsung. Sejumlah siswa menjerit histeris meronta-ronta dan mengamuk, bahkan ada siswa yang jatuh pingsan.
“Sudah 2 hari ini terjadi kesurupan massal dan kegiatan belajar pun terganggu. Kita langsung memulangkan siswa yang kesurupan. Sama seperti kemarin, siswa yang kesurupan di dominasi perempuan, “ ujar Ahmad, kepada HR, di saat kejadian berlangsung, Jum’at (27/9).
Ahmad mengatakan, mungkin kesurupan ini terjadi disebabkan dari kejiwaan siswa yang sedang labil dan ditambah banyak masalah yang dihadapi. Hal itu juga didorong oleh faktor psikologis siswa yang masih rapuh. “Setelah kejadian ini siswa akan diberi konseling atau pembinaan keagamaan dan pemupukan secara mental, “ imbuhnya.
Namun, Ahmad enggan mengaitkan kejadian kesurupan tersebut dengan persoalan mistis.”Kejadian ini terjadi karena faktor kejiwaan siswa yang masih labil saja, dan jangan berpikir ke masalah mistis atau mengaitkan kejadian ini disebabkan oleh mahluk halus, “ ungkapnya. (PRA/R2/HR-Online)