Asteroid 2020 UF3 terlacak mendekat ke Bumi, dan paling dekat dengan jarak 42 ribu kilometer pada 22 Oktober lalu. Seperti yang kita ketahui jika batu luar angkasa tersebut berterbangan di sekitar planet-planet.
Kemudian, tak jarang saling bertabrakan dari asteroid satu dengan asteroid yang lain. Hal tersebut karena asteroid tidak bergerak dengan orbit seperti planet.
Jadi, mereka dapat bergerak dengan bebas pada ruang angkasa. Karena planet memiliki gaya tarik atau gravitasi, begitu juga dengan Bumi, maka asteroid dapat tertarik hingga menghantam planet yang berada paling dekat.
Mengulas Fakta-fakta Asteroid 2020 UF3
Mengutip dari The Sky Live, asteroid ini merupakan asteroid NEO (Near Earth Object) atau objek yang dekat dengan Bumi. Benda luar angkasa ini berada pada konstelasi Serpens.
Kemudian, untuk kenaikan kanan NEO 2020 UF3 sekarang ini adalah 16 jam 6 menit 39 detik serta deklinasi +10 derajat 56′ 50″, koordinat topocentric yang berdasarkan perhitungan lokasi: Greenwich, Inggris.
Lalu, memiliki magnitudo 29,00 (JPL). Kemudian, berdasarkan Proyek Teleskop Virtual (Virtual Telescope Project), asteroid NEO ini sedang terbang melintasi Bumi pada jarak 42 ribu kilometer atau kira-kira sekitar 11 persen jarak Bumi dengan Bulan.
Sementara itu, jarak paling dekat tersebut terjadi pada 22 Oktober lalu. NASA mengungkap jika Asteroid 2020 UF3 tersebut terbang dengan laju 22 kilometer per detik atau sekitar 79 ribu kilometer per jam.
Dengan kecepatan seperti itu, batu luar angkasa tersebut dapat mengorbit pada Bumi sekitar dua kali tiap satu jam. Peneliti dari Proyek Teleskop Virtual telah menggambarkan sebagai asteroid paling cepat yang mereka amati.
“Gambar yang ada berasal dari eksposur tunggal dalam 3 detik. Kemudian kita ambil dari jarak yang jauh unit robotik ‘Elena’ yang ada pada Teleskop Virtual,” ucap salah satu ilmuwan.
NEO 2020 UF3 tersebut memiliki ukuran sekitar 5,7 hingga 13 meter yang merupakan penemuan Mt. Lemmon melalui surveinya pada 21 Oktober 2020 silam. Kemudian, mencapai jarak minimum dari planet ini pada tanggal 22 Oktober 2020 sekitar pukul 22.17 UTC.
Baca Juga: Asteroid TGI 2020 Berkecepatan Tinggi Mendekati Bumi, Bahayakah?
Asteroid (NEO) 2020 UF3 Bukan Ancaman Bagi Bumi
Dari Proyek Teleskop Virtual mengemukakan jika asteroid 2020 UF3 tersebut bukan benda langit yang mengancam planet Bumi. Resiko yang diakibatkan nyaris tak ada. Karena, batu luar angkasa tersebut hanya memiliki ukuran yang relatif kecil, meskipun meluncur dengan kecepatan yang besar.
Ukurannya hanya 13 meter saja. Dengan ukuran sekecil itu, pasti akan langsung terbakar jika masuk ke dalam lapisan atmosfer bumi.
Banyak asteroid yang telah terdeteksi selama ini sebagai NEO. Akan tetapi, tak jarang juga yang hilang begitu saja dan terbakar dalam lapisan atmosfer saat mereka menghantam Bumi. Jadi, adanya asteroid 2020 UF3 dapat para astronom pastikan bukan menjadi ancaman besar bagi Bumi.
Baca Juga: Asteroid 2020 TS1 Meluncur Mendekati Bumi, Berbahayakah?
Objek NEO Selama Bulan Oktober 2020
NASA telah memperingatkan jika akan ada asteroid yang suatu hari menghantam Bumi dan dapat menimbulkan masalah yang besar. Hal tersebut akan menjadi kewaspadaan saat kejadian 66 juta tahun yang silam, saat asteroid menghancurkan kehidupan para dinosaurus Bumi.
Akan tetapi, kapan waktu tersebut akan tiba belum dapat mereka pastikan dengan jelas. Yang jelas adalah tidak terjadi dalam waktu yang dekat. Peristiwa asteroid mengakibatkan kerusakan pada Bumi hanya terjadi dalam 100 ribu tahun sekali.
Hal itu pun dapat teratasi dengan pengamatan yang terus astronom lakukan terhadap NEO. Benda-benda luar angkasa yang berada pada jarak paling dekat dengan Bumi dan potensi ancaman dapat terdeteksi.
Sepanjang bulan Oktober ini, para astronom telah memprediksi akan ada 19 asteroid yang mendekati planet ini. Salah satunya adalah asteroid 2020 UF3. Pada tanggal 7 Oktober terdapat asteroid 2020 RK2 dengan diameter 81 meter.
Lalu, pada 24 Oktober terdapat NEO 2020 T26 dengan panjang 68 meter. Sedangkan pada tanggal 26 Oktober terdapat asteroid 2020 QD5 yang juga mendekati Bumi dengan ukuran mencapai 130 meter. Ini adalah asteroid dengan ukuran yang cukup besar dan menjadi yang paling besar sejak awal Oktober.
Meskipun banyak asteroid dan benda luar angkasa yang mendekati Bumi, kadang kala mereka tak benar-benar menghantam Bumi. Mereka hanya melintasi dan terdeteksi menjadi NEO karena jaraknya yang cukup dekat.
Akan tetapi, tak menutup kemungkinan jika benda-benda seperti NEO 2020 UF3 dapat menghantam Bumi karena kecepatan yang cukup kencang. Kemudian, NEO yang ukurannya besar harus diwaspadai karena akan terdapat efek bagi Bumi.
Lalu, dengan menemukan dan mengamati asteroid 2020 UF3 ini akan memungkinkan NASA serta badan antariksa lainnya untuk belajar mengenai sejarah dari tata surya. (R10/HR Online)