Berita Banjar (harapanrakyat.com).- Sejak virus corona atau Covid-19 masuk ke Indonesia membuat berbagai kegiatan semakin terbatas. Namun, tidak bagi Yayasan Ruang Baca Komunitas (YRBK) Kota Banjar yang justru semakin produktif menghasilkan karya, terutama buku.
Pendiri YRBK Kota Banjar, Sofian Munawar, mengatakan, pandemi corona ini memang menjadi sebuah musibah, namun masih ada hikmahnya yang begitu besar.
Sebab, selama wabah Covid-19 menyebar ke Indonesia, bahkan hingga Kota Banjar, pihaknya justru semakin giat melakukan kegiatan literasi dengan cara-cara yang inovatif.
“Banyak sekali program kegiatan yang sudah terlaksana, dan itu bisa terlihat pada media sosial kami, mulai FB, Youtube, maupun IG,” katanya, kepada Koran HR, Selasa (13/10/2020).
Meskipun kebanyakan virtual, tapi ini menjadi bukti jika gerakan literasi akan terus berjalan dalam kondisi apapun, sesuai anjuran pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan.
Menurut Sofian, saat melakukan kegiatan secara virtual tersebut ternyata responnya begitu luar biasa dari banyak kalangan. “Kita kan ada Ngobral atau ngobrol virtual dan Segi atau sesi berbagi. Nah, dari situ responnya justru di luar eskpetasi,” terangnya.
Lahirnya Tiga Buku saat Pandemi Covid-19
Berkat adanya dukungan dari berbagai pihak dalam kegiatan virtual, YRBK Kota Banjar juga berhasil meluncurkan sebanyak tiga buku selama pandemi ini.
Buku tersebut antara lain berjudul Antoloti Literasi Nusantara yang terbit pada April 2020, dengan melibatkan para pegiat literasi serta pekerja pustaka dari Aceh hingga Papua.
Setelah tiga bulan kemudian, tepatnya pada bulan Juli 2020, lahir buku berjudul Antologi Literasi Anti-Korupsi yang melibatkan pegiat dan aktivis anti korupsi.
Sedangkan, yang terakhir adalah buku berjudul Kreasi dan Inovasi Pada Masa Pandemi yang merupakan tulisan guru, dosen, serta pegiat literasi dari berbagai daerah pada bulan Oktober 2020.
“Terbitnya buku ini harapannya dapat menjadi semacam literasi terapan, sekaligus merupakan best practice hasil dari kreasi dan inovasi selama masa pandemi,” ungkap Sofian.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan Dispusipda Jawa Barat, Dr. Neni Alyani, mengatakan, semangat budaya literasi bukan hanya sekadar teori semata.
Namun, implementasi dari pegiat tersebut harus dapat terwujud dan bisa memberikan manfaat yang nyata.
Dari beberapa fenomena yang ia tulis, misalnya pengalaman sejumlah orang dari beberapa tempat membuktikan orang-orang berjiwa literat, dengan kekayaan bahan bacaannya dapat menjadi modal aktual dalam kehidupannya.
“Bahkan dapat menjadi inspirasi bagi orang-orang sekitarnya,” kata Neni.
Sementara itu, Guru Besar UPI Bandung yang juga menjabat Kepala Pusat Kajian dan Pengembangan Kebijakan Publik, Inovasi Pendidikan dan Pendidikan Kedamaian, LPPM UPI, Prof. Cecep Darmawan, mengapresiasi langkah dari YRBK ini.
Menurutnya, para penulis buku tersebut telah menunjukkan dengan cerdas bahwa pada masa pandemi Covid-19 ini justru masih ada celah dan peluang untuk melahirkan inovasi, serta kreativitas dengan karya-karya nyata.
“Kita patut bersyukur, saat pandemi ini masih ada sekelompok elemen bangsa yang selalu berupaya mencerahkan publik melalui pemikiran yang cerdas, solutif, kreatif, dan inovatif. Sehingga menghasilkan karya yang berdampak positif bagi kehidupan masyarakat secara luas,” kata Prof. Cecep. (Muhafid/Koran HR)