Perbedaan halusinasi dengan delusi mungkin perlu Anda ketahui, karena kebanyakan orang masih kesulitan membedakan antara halusinasi dan delusi. Banyak yang beranggapan kalau kedua masalah kejiwaan ini sama. Bahkan dalam penggunaan istilahnya pun tertukar.
Padahal faktanya, dua masalah kesehatan tersebut berbeda. Meskipun keduanya sama-sama menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk mengenali mana hal yang tidak nyata, dan mana hal yang nyata.
Saat ini, banyak orang yang menyingkat istilah halusinasi dengan istilah ‘halu’. Penggunaan istilah ini justru terbalik. Istilah tersebut sebenarnya harus digunakan untuk delusional.
Merangkum dari berbagai sumber, halusinasi maupun delusi biasanya muncul lantaran penyakit mental yang serupa. Seperti halnya schizophrenia atau terjadinya gangguan bipolar.
Kedua masalah tersebut akan menyebabkan distorsi dalam kenyataan. Selain itu, keduanya juga bisa muncul tanpa ada penyakit mental lainnya.
Baca Juga: Kesehatan Mental Terganggu Akibat Kebiasaan Bangun Tidur Langsung Buka HP
Ketahui Perbedaan Delusi dengan Halusinasi
Perbedaan dari kedua masalah tersebut adalah, halusinasi merupakan sesuatu hal yang terasa tapi tidak nyata. Sementara, delusi adalah seseorang yang mempercayai sesuatu hal yang tidak benar atau tidak nyata.
Halusinasi merupakan hal-hal yang bisa terasa, terdengar, terlihat, atau tercium meskipun itu tidak nyata. Seseorang yang mengalami halusinasi mungkin percaya bahwa sesuatu hal itu nyata, segala yang terlihat, terdengar, dan terasa sangat nyata.
Sedangkan, yang terjadi pada delusi sedikit berbeda. Meski melibatkan pengalaman dalam merasakan sesuatu hal itu sebagai kenyataan, tapi pada kenyatanya tidak.
Karena delusi adalah pikiran yang memiliki pandangan bahwa sesuatu hal yang sebetulnya salah tetapi malah menganggapnya benar. Hal ini menjadi salah satu perbedaan halusinasi dengan delusi.
Namun, delusi bukan merupakan pikiran seseorang yang keliru terhadap sesuatu hal karena kecerdasan, pendidikan, agama, budaya, atau faktor lainnya.
Tapi, hal demikian dianggap salah lantaran terjadinya kondisi abnormal pada pikiran seseorang. Sehingga, seseorang akan sangat memercayai terhadap delusinya, walaupun sudah ada bukti bahwa hal tersebut adalah salah.
Baca juga: Luar Biasa! Minuman Hangat Berkhasiat Secara Psikologis
Contoh Halusinasi
Perbedaan halusinasi dengan delusi. Contoh, halusinasi bisa dikatakan sebagai kejadian yang berhubungan dengan indera seseorang. Meskipun dengan kondisi sama, namun halusinasi yang muncul pada setiap orang bisa berbeda-beda.
Kemudian, mendengar suara perintah dari seseorang untuk melakukan sesuatu, atau melihat cahaya melalui pola tertentu. Munculnya perasaan melayang seperti keluar dari tubuh, dan mencium bau atau aroma tertentu tanpa sebab.
Contoh Delusi
Perbedaan halusinasi dengan delusi. Contoh, delusi adalah munculnya kepercayaan terhadap sesuatu hal yang salah. Ada beberapa tipe umum serta kategori dari terjadinya delusi. Sebagian besar pemicunya adalah dari masalah kejiwaan atau penyakit mental.
Beberapa tipe delusi ini meliputi, Persecutory, ini merupakan delusi saat seseorang mempercayai bahwa orang lain tengah berusaha berbuat hal buruk terhadap mereka.
Kemudian tipe Grandiose, yaitu delusi yang percaya bahwa diri mereka punya kekuatan spesial, talenta, serta kemampuan khusus tertentu. Memiliki hubungan dengan orang terkenal atau orang penting.
Selanjutnya tipe Jealous. Ini merupakan delusi dengan melibatkan kepercayaan kalau pasangan mereka tdak setia.
Tipe Somatic, yakni pemikiran salah mengenai seseorang yang sakit atau tak mampu lagi melakukan sesuatu hal secara fisik.
Delusi tipe Bizzare. Tipe ini percaya mengenai hal yang tidak mungkin terjadi. Misalnya dia percaya ada orang yang mengontrol atau memantau pikiran orang lain.
Baca Juga: Menjadi Janda Membuat Kesehatan Wanita Meningkat?
Cara Mengatasi Halusinasi dan Delusi
Setelah mengetahui perbedaan halusinasi dengan delusi, Anda juga dapat mencegah keduanya. Sudah ada bukti bahwa seseorang yang kondisinya sehat tapi terkadang mengalami halusinasi maupun delusi.
Meski demikian, ketika Anda mulai merasakan salah satu dari beberapa gejala tersebut tadi, sebaiknya segera konsultasikan dengan psikiater atau psikolog.
Karena, terkadang orang yang mengalami halusinasi ataupun delusi rata-rata mereka tidak menyadari gejalanya. Ini butuh bantuan serta perhatian dari orang sekitar guna mengenali dan juga mengobatinya.
Berbagai hal lainnya juga bisa menjadi penyebab masalah tersebut, terutama jika Anda memang punya masalah atau penyakit mental. (R3/HR-Online)