Foto Ilustrasi
Rajadesa, (harapanrakyat.com),-
Sawah tadah hujan seluas 1318 hektar di wilayah Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis, pada musim kemarau kali ini diperkirakan tidak bisa ditanami padi. Mengantisipasi hal itu, BP3K Kecamatan Rajadesa menghimbau petani untuk berlaih menanam sayuran dan palawija.
Kepala BP3K Kecamatan Rajadesa, Memed A.G., Amd., beberapa waktu lalu, mengatakan, mayoritas area pesawahan di wilayahnya merupakan sawah guludug alias tadah hujan. Dengan kata lain, hanya bisa ditanami padi dua kali dalam setahun.
Menurut Memed, perubahan iklim merupakan kejadian alam, yang pada umumnya berdampak terhadap perubahan pola tanam dan penurunan produksi. Pranatamangsa dan kertamangsa sering dijadikan sebagai pemandu penerapan pola tanam.
“Untuk menjaga kesinambungan produksi pertanian, petani harus beralih untuk bercocok tanam, sesuai dengan keadaan musim,” ungkapnya.
Sependapat dengan hal itu, Acah, Tenaga Hairan Lepas (THL) BP3K Kecamatan Rajadesa, mengatakan, dalam menghadapi musim kemarau tahun ini, seluruh petani sudah dihimbau untuk menanam sayuran (tanaman semusim) dan palawija.
“Minimal, dari luas lahan 1318 Ha, 50 persennya bisa diberdayakan dengan tanaman sayuran dan palawija,” katanya.
Menurut Acah, pemanfaatan pompa air, serta pengaturan atau pembagian air bisa dilakukan merata ke setiap pelosok. Dipastikan, para petani tetap bisa bercocok tanam dan mendapat penghasilan. (dji/Koran-HR)