Fenomena hujan meteor Camelopardalid akan terjadi pada awal Oktober tahun ini. Setidaknya hal tersebut menjadi salah satu pembukaan awal peristiwa atau fenomena yang ada dalam satu bulan ini.
Observatorium Bosscha ITB telah menyampaikan fenomena ini sebagai hujan meteor yang akan dapat terlihat secara langsung tanpa alat bantu.
Fenomena Hujan Meteor Camelopardalid
Oktober tahun ini akan menjadi bulan yang cukup istimewa karena terdapat beberapa peristiwa alam atau fenomena yang terjadi. Salah satu yang akan terlihat adalah hujan meteor Camelopardalids.
Observatorium Bosscha ITB pun melaporkan jika mereka telah mengklaim tentang pengamatan hujan meteor tersebut dapat dengan mata telanjang atau tak menggunakan alat bantu seperti teleskop.
Menurut mereka, hujan meteor terjadi pada saat terjadi sisa komet atau asteroid yang ditarik oleh gaya gravitasi Bumi. Objek luar angkasa tersebut ada pada jalur orbit Bumi sehingga ketika mereka mendekat, akan tertarik oleh gaya gravitasi yang Bumi miliki.
Kemudian akan tampak seperti terjadi hujan meteor yang terlihat dari permukaan Bumi. Fenomena hujan meteor Camelopardalid diperkirakan akan terjadi mulai dari tanggal 5 hingga 6 Oktober tahun ini.
Selanjutnya, fenomena tersebut akan mengalami puncak atau terjadi puncak fenomena pada tanggal 5 Oktober. Mereka, bintang jatuh alias meteor, akan terlihat dari sudut rasi Draco. Akan tetapi, hujan meteor ini tak bisa terlihat dari Kota Bandung karena terjadi pada waktu siang hari.
Baca Juga: Fenomena Konjungsi Venus-Regulus Dengan Cahaya Paling Terang
Fenomena Menurut Pengamatan Ahli Astronomi
Menurut Wikipedia, Camelopardalis merupakan rasi bintang yang paling besar ke-18. Ia bukan merupakan rasi bintang yang terang.
Kemudian, jika melansir dari laman NASA, para pengamat langit seluruh penjuru dunia akan menikmati terjadinya fenomena baru tersebut yang memungkinkan akan menerangi langit malam.
Para ilmuwan sebenarnya belum yakin akan seberapa banyaknya fenomena hujan meteor Camelopardalid yang akan tertangkap mata manusia. Namun, bintang atau hujan meteor ini akan memiliki kecepatan yang cukup untuk menyilaukan mata.
Hal ini pertama kalinya bagi Bumi dalam melintasi secara langsung jalur yang berdebu dan yang tertinggal oleh komet 209P / Linear. Jalur komet tersebut perlahan berubah karena gaya gravitasi Jupiter sejak 200 tahun terakhir.
Kemudian, sisa debu tersebut saat ini akan melintasi Bumi. Maka dari itu, kabar tersebut akan menjadi kabar yang menggembirakan oleh penduduk Amerika Utara. Jika cuaca mengizinkan, akan melihat paling pertama pertunjukan hujan meteor Camelopardalid yang ada pada alam semesta tersebut.
Astronom Carl Hergenrother, ialah seorang ilmuwan yang berasal dari University of Arizona, Tucson, mengerjakan misi yang telah NASA danai tentang asteroid Origins Spectral Interpretation Resource Identification Security Regolith Explorer (Osiris-Rex).
Ia mengatakan jika tak akan ada bahaya untuk Bumi tentang fenomena hujan meteor Camelopardalid. Pasalnya, partikel-partikel dalam jejak Bumi tersebut hanya berukuran kecil (sebagian berukuran seperti pasir) dan terbakar setelah memasuki atmosfer Bumi.
“Yang menjadi bagus dari hujan meteor ini adalah pada saat menghantam atmosfer tetap pada bagian tengah debu, maka meteor akan menjadi sangat lambat,” kata Hergenrother.
“Mereka sebenarnya akan bertahan selama satu atau dua detik. Sehingga, peristiwa ini akan menjadi terlihat seperti hujan kembang api yang gerakannya lambat dari bintang jatuh yang biasa kita lihat,” imbuhnya.
Baca Juga: Fenomena Langit Ekuinoks, Siang dan Malam Dalam Jangka Waktu Sama
Keistimewaan Hujan Meteor Camelopardalid
Puncak fenomena hujan meteor Camelopardalid ini akan terjadi pada jam 2 pagi dan 4 pagi EDT. Akan tetapi, Hergenrother mengungkapkan jika pengamat langit masih akan melihat meteor tersebut dalam beberapa jam sesudah atau sebelum waktu tersebut.
“Pilih tempat yang mana anda dapat melihat langit sebanyak mungkin,” katanya. “Tak menjadi masalah untuk arah langit mana yang anda lihat, yang paling penting meteor akan muncul dari sisi sebelah utara.”
Ia juga menambahkan jika pengamatan hujan meteor ini tidak membutuhkan peralatan yang khusus untuk dapat menikmati pertunjukan. Tips yang ia sarankan adalah dengan memberikan waktu pada mata anda dalam menyesuaikan dengan keadaan gelap.
Dengan demikian, adanya fenomena hujan meteor Camelopardalid ini akan memberikan satu pengalaman yang unik dan menakjubkan selama peristiwa alam tersebut terjadi. Karena, hujan meteor akan melakukan gerakan lambat dan juga dengan kilatan cahaya yang terang, meskipun jumlahnya tak banyak. (R10/HR Online)