Berita Jabar (Harapanrakyat.com),- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyebut tujuh daerah di Jabar telah penuhi standar pengetesan WHO, yakni 1 persen dari jumlah penduduk. Pengetesan tersebut melalui swab test PCR.
Ketujuh daerah tersebut yakni Cimahi, Kota Bandung, Kota Banjar, Bogor, Bekasi, Sukabumi dan Kota Cirebon. Ridwan Kamil mengapreasisi untuk tujuh daerah tersebut yang telah melakukan pengetesan melewati batas 1 persen dari jumlah penduduk.
Berikut rincian data tujuh daerah tesebut dari Gugus Tugas Covid-19 Jabar. Kota Bandung telah melakukan pengetesan 2,5 persen atau berjumlah 64.243 spesimen. Kota Cimahi mencapai 1,95 persen atau 11.959 spesimen. Sukabumi mencapai 1,21 persen atau 3.962 spesimen. Kota Banjar 2.194 spesimen atau 1,20 persen. Bekasi 1,10 persen atau 33.067 spesimen. Bogor 12.099 spesimen atau 1,09 persen dan Kota Cirebon mencapai 1,06 persen atau 3.399 spesimen.
Semua daerah tersebut telah melebihi standar pengetesan WHO. Sedangkan total jumlah pengetesan Jabar secara keseluruhan sebanyak 383.335 spesimen atau 0,75 persen dari jumlah populasi Provinsi Jawa Barat.
“Kami terus berupaya agar daerah lainnya yang belum mencapai standar 1 persen untuk meningkatkan kapasitas,” ujar Ridwan kamil saat jumpa pers usai rapat mingguan Gugus Tugas Jabar di Gedung Sate, Bandung, Senin (28/9/2020).
Pemprov Jabar pun akan menambah kembali PCR kit supaya pelaksanaannya optimal, sehingga mencapai standar pengetesan WHO.
“Sebelumnya 50 ribu tes per minggu sudah bisa berjalan. Tapi karena terkendala stok reagen PCR sehingga menunurun. Sekarang hanya tersisa 5 ribu. Berdasarkan prosedur kami meminta ke Pusat dan akan turun sebanyak 250 ribu reagen PCR,” katanya.
Menurut Ridwan Kami, dari jumlah tersebut Gugus Tugas Jabar akan mengelola sebanyak 50 ribu reagen. Sedangkan 200 ribu lagi akan bekerjasama dengan pihak swasta, untuk menyokong kapastias pengujian.
“Dalam upaya memenuhi standar pengetesan WHO, kapasitas testing harus melibatkan swasta dengan harga pengetesannya sesuai aturan BPKP. Tidak boleh mahal-mahal. Karena kapasitas Lab Jabar untuk pengetesan sudah mentok,” terangnya. (R9/HR-Online)