Berita Jabar (Harapanrakyat.com),- Provinsi Jawa Barat setiap tahunnya mengalami 2.000 kejadian bencana alam, terutama banjir dan longsor. Dalam upaya menghadapi kebencanaan ini, Pemprov Jabar kini telah memiliki cetak biru Budaya tangguh bencana atau resilience culture province.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil melihat ada dua respon bencana, yakni bencana akibat takdir alam, dan bencana karena ulah manusia. Hal tersebut disampaikan Ridwan Kamil dalam memberi arahan pada web seminar Jabar Bergerak tentang kebencanaan saat adaptasi kebiasaan baru, secara virtual.
Dalam kesempatan tersebut, Pendiri Jabar Bergerak Atalia Praratya Ridwan Kamil pun turut mendampingi Gubernur Jabar saat Webinar dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (16/9/2020).
“Kita jangan berpikir hanya pada mitigasi. Namun menghasilkan pandangan lain dalam mengubah pola pikir untuk warisan generasi ke depan. Seperti dengan cetak biru Budaya tangguh bencana yang telah kami buat,” ucap Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil menyebut, bencana alam yang terjadi di Jabar mayoritas dari faktor air. Seperti untuk wilayah Jabar tengah sampai ke utara umumnya terjadi banjir, luapan air dan sejenisnya. Sedangkan Jabar bagian tengah sampai selatan adalah tanah longsor.
Dua jenis bencana ini terjadi karena adanya penyimpangan keseimbangan alam karena ulah manusia. Banyaknya jumlah penduduk Jabar yang hampir 50 juta jwa menjadi salah satu potensi penyimpangan alam ini.
Ridwan Kamil berharap dengan cetak biru Budaya tangguh bencana ini, warga Jabar dari berbagai kalangan mampu merespon bencana yang terjadi. Sehingga akan lahir generasi yang respon terhadap kebencanaan.
“Dengan fondasi cetak biru Budaya tangguh bencana ini, maka generasi selanjutnya tentu akan mampu mengatasi dan menghadapi bencana dengan tangguh,” tegasnya. (R9/HR Online)