Masyarakat Indonesia tentu pernah mendengar mitos menggendong bayi saat maghrib. Mitos satu ini memang memiliki nilai historis yang mengakar kuat sejak zaman dahulu. Bahkan di era modern seperti sekarang, masih banyak orang yang mempercayainya.
Baca juga: Kerajaan Gaib di Indonesia, Kisah Mistis dengan Mitos Melegenda
Tak jarang para orang tua yang memiliki bayi merasa khawatir anaknya menjadi sasaran makhluk halus jika tidak digendong. Terlebih maghrib merupakan moment pergantian siang ke malam yang konon katanya menjadi waktu terbaik setan-setan berkeliaran.
Lantas, seberapa benarkah mitos tersebut? Darimanakah mitos ini awalnya berasal hingga mampu mempengaruhi keyakinan masyarakat luas? Untuk memperoleh kebenarannya, mari kita ulas lebih detail dalam artikel berikut.
Mitos Menggendong Bayi Saat Maghrib Ternyata dari Desa Regunung
Melansir dari sebuah jurnal karya Putri Andany, mitos menggendong bayi di waktu maghrib bermula pada tahun 1900-an. Tepatnya di Desa Regunung, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Suatu hari, masyarakat Desa Regunung dihebohkan dengan kematian seorang bayi karena tidak ada yang menggendongnya ketika maghrib. Sebelum meninggal, sang bayi terus-terusan rewel dan tidak mau berhenti menangis.
Hingga tak lama kemudian, sang bayi menghembuskan napas terakhir dengan kondisi kulit menghitam. Banyak masyarakat meyakini jika perubahan warna kulit tersebut akibat bayi menemui ajalnya di waktu pergantian siang ke malam.
Tak sedikit pula yang mengklaim bahwa kematian kurang wajar itu merupakan ulah dari para makhluk halus. Apalagi bayi masih sangat peka dan begitu sensitif dengan kehidupan alam gaib yang dapat mengganggunya.
Menjadi Acuan yang Masyarakat Patuhi
Sejak kejadian menyeramkan itu, seluruh masyarakat desa semakin patuh pada mitos menggendong bayi. Para orang tua bersiap menggendong bayinya menjelang sampai sesudah maghrib.
Ini untuk memberikan perlindungan ekstra. Apalagi zaman dahulu belum ada listrik dan hewan-hewan buas masih banyak berkeliaran.
Bahkan ketika menggendong tidak membuat bayi menjadi tenang, orang tua akan langsung membawa buah hati ke kasepuhan. Kasepuhan yang mereka maksud adalah orang dengan ilmu supranatural seperti dukun hingga kiai.
Baca juga: Mitos Sumur Jalatunda Banjarnegara, Permintaan Terkabulkan?
Pada umumnya, para kasepuhan akan memberikan sejumlah wejangan. Salah satunya nasihat supaya tidak keluar rumah ketika maghrib. Menurut keyakinan zaman dulu, spektrum warna alam di waktu petang selaras dengan frekuensi jin atau iblis.
Gendong Bayi Waktu Maghrib Menurut Islam
Mitos menggendong bayi saat maghrib juga senada dengan sudut pandang Islam. Di mana Rasulullah pernah menganjurkan para ibu untuk memangku atau menggendong buah hati. Paling tidak, jangan meninggalkan mereka sendirian ketika petang.
Rasulullah menjelaskan bahwa tenggelamnya matahari di antara 2 tanduk setan merupakan tanda waktu maghrib tiba. Inilah kesempatan bagi para makhluk halus menyebar guna mencari tempat berlindung.
Salah satu tujuan mereka adalah rumah-rumah yang para penghuninya lalai. Bagi orang dewasa, kehadiran makhluk halus di rumah seringkali tidak terasa. Namun untuk seumuran bayi yang sangat peka, kondisi itu tentu bisa membuat mereka langsung rewel.
Baca juga: Punya Mitos, Mata Air Caringin Gunungcupu Ciamis Kerap Didatangi Orang Jelang Pemilu
Menariknya, bukan hanya menggendong bayi saja, memasuki pergantian siang ke malam sebaiknya tidak melakukan banyak aktivitas.
Misalnya ketika berada di perjalanan, alangkah lebih baik rehat sejenak kemudian melanjutkan lagi jika waktu petang berakhir. Ini juga menjadi bentuk antisipasi dari berbagai bahaya yang mungkin timbul akibat godaan setan.
Gendong Bayi Waktu Maghrib Menurut Keyakinan Jawa Kuno
Terakhir, mitos menggendong bayi menjelang hingga selesai maghrib juga bersandar pada keyakinan jawa kuno. Terutama warisan budaya “Gugon Tuhon”.
Secara etimologis, istilah “Gugon Tuhon” berasal dari kata “Gugu” (dianut) dan “Tuhu” (benar-benar terjadi). Dalam arti lengkap, ini mengacu pada keyakinan yang masyarakat anut karena benar-benar bisa terjadi.
Keyakinan Gugon Tuhon berisi sejumlah anjuran termasuk memperlakukan bayi baru lahir. Seperti memastikan bayi terjaga dan nyaman sepanjang waktu terutama saat petang. Tidak meninggalkan sendiri dan harus memberikan perawatan hangat, lembut, serta penuh kasih sayang.
Baca juga: Cerita Mitos Larangan Rumah Bertingkat di Karangkamulyan Ciamis
Demikian penjelasan tentang mitos menggendong bayi saat maghrib. Mitos ini mungkin memiliki nilai budaya dan historis, tetapi tidak ada dasar ilmiah yang mendukung klaim tersebut. Kendati demikian, nasehat baiknya dapat menjadi pengingat bagi kita untuk senantiasa waspada dalam merawat dan memenuhi kebutuhan buah hati. (R10/HR-Online)