Sabtu, April 19, 2025
BerandaBerita TerbaruPenyebab Bulan Berkarat karena Atmosfer Bumi, Mengapa?

Penyebab Bulan Berkarat karena Atmosfer Bumi, Mengapa?

Penyebab bulan berkarat kemungkinan merupakan kesalahan Bumi, mengapa? Penelitian baru menemukan bahwa Bulan memiliki warna yang berbeda daripada sebelumnya.

Jika Bulan terlihat pucat, agak sedikit abu, dan terang, maka kini terlihat merah. Para ilmuwan menyebutnya sebagai karat. Karat atau rust juga memiliki istilah lain yakni oksida besi.

Karat merupakan senyawa kemerahan yang terbentuk ketika zat besi bercampur dengan oksigen dan air. Apabila melihat Mars yang mendapat julukan planet Merah, warnanya memang merah.

Hal tersebut juga berasal dari karat besi yang sudah ada sejak lama. Sehingga membuat permukaan Mars memiliki rona kemerahan. Untuk karat pada Bulan apa hubungannya dengan Bumi?

Baca Juga: Aktivitas Tektonik di Bulan, Bukti Bahwa Bulan Tidak Mati

Mengulas Penyebab Bulan Berkarat Karena Bumi

Penelitian tentang Bulan berkarat membuat para ilmuwan kebingungan. Sebab, kondisi Bulan untuk mengalami karat tidak mencakup secara keseluruhan. Berbeda dengan Mars yang memang sudah sejak lama memiliki kandungan besi.

Melansir dari Live Science, penulis utama studi penelitian Shua Li mengungkapkan bahwa hal ini cukup membingungkan. Ia juga menyebutkan bahwa tidak semua lingkungan selestial optimal untuk mengalami karat.

Asisten peneliti Li menambahkan bahwa Bulan merupakan lingkungan yang mengerikan untuk karat. Mengingat Bulan dalam kondisi kering dan bebas dari atmosfer. Bagaimana dengan penyebab Bulan berkarat karena Bumi?

Shua Li sedang mempelajari banyak data yang berasal dari JPL Moon Mineralogy Mapper. Data tersebut mencakup penelitian pada Bulan yang terjadi sekitar tahun 2008. Shua Li mengatakan bahwa kutub Bulan memiliki kandungan atau komposisi yang berbeda.

Baca Juga: Tingkat Radiasi di Bulan Meningkat dan Berdampak pada Penjelajahan

Dalam data tersebut juga mencakup pendeteksian spektrum. Spektrum merupakan panjang atau gelombang cahaya yang memantul pada permukaan Bulan. Pantulan inilah yang dapat digunakan untuk menganalisa permukaan.

Shua Li berfokus pada bagian kutub dan ternyata Bulan memiliki kandungan besi. Bebatuan yang berada pada bagian kutub ternyata kaya akan besi. Komposisi tersebut ternyata cocok dengan hematit (jenis oksida tertentu).

“Awalnya saya tidak percaya dengan temuan ini. Apalagi kondisi Bulan juga tidak memungkinkan” ungkap rekan penulis Abigail, seperti melansir dari Live Science. Jadi, untuk kemungkinan pertama penyebab Bulan berkarat adalah adanya batuan yang kaya akan besi. Pernyataan ini semakin kuat dengan adanya penemuan air pada Bulan.

Kemungkinan yang lainnya adalah adanya variasi mineral lainnya yang dapat bereaksi dengan bebatuan. Agar besi menjadi berkarat, maka membutuhkan sesuatu yang bernama oksdidator. Istilah ini berarti sebuah molekul seperti oksigen.

Molekul tersebut dapat menghilangkan elektron pada bahan seperti besi. Namun adanya angin dan Matahari membuat aliran partikel bermuatan terus menghantam Bulan. Padahal aliran tersebut memiliki hidrogen dengan efek yang sebaliknya.

Bulan Tidak Memiliki Atmosfer Sendiri

Penyebab Bulan berkarat yang selanjutnya adalah Bulan tidak memiliki atmosfer. Hal ini membuat Bulan tidak memiliki kandungan yang cukup untuk menyediakan oksigen. Namun terdapat jejak yang membuktikan bahwa ada jumlah oksigen yang disumbangkan ke Bumi.

Baca Juga: Umur Bulan Milik Bumi Ternyata Lebih Muda Dari Perkiraan

Kemudian terdapat istilah magnetotail yang berarti bahwa oksigen terstrial bergerak menuju Bulan. Pergerakan tersebut berada pada jalan magnet dengan planet lain.

Magnetotail Bumi dapat mencapai sisi dekat Bulan, tepatnya bagian yang memiliki banyak hematit. Keberadaan magnetotail tersebut menghalangi angin Matahari dari ledakan Bulan

Sehingga terdapat periode atau waktu untuk melakukan pembentukan karat. Namun penyebab Bulan berkarat juga terpengaruh oleh air. Apalagi pernah ada penemuan air yang terdapat pada Bulan.

Sebenarnya sebagian besar Bulan tidak memiliki air, kecuali air beku. Molekul air beku ini terdapat pada sisi terjauh kawah Bulan. Lalu bagaimana air tersebut bisa membentuk karat? Sedangkan molekulnya masih membeku?

Para peneliti menyebutkan bahwa ada pergerakan cepat dari partikel debu. Kemudian memborbardir Bulan lalu membebaskannya dari molekul air beku. Partikel debu tersebut kemungkinan besar memberikan dampak untuk meningkatkan laju oksidasi.

Sehingga air dapat meningkatkan pembentukan karat  pada Bulan. Kemudian membuat warna  Bulan tampak seperti kemerahan sama seperti Mars.

Meskipun begitu, penelitian masih terbatas dan bersifat hipotesis. Para ilmuwan masih memerlukan banyak data terkait dengan penyebab Bulan berkarat. Kemudian alasan dari Bulan berkarat meski air dan oksigen tidak mencukupi. (R10/HR Online)

Diabaikan Belanda, 5 Pemain Keturunan Ini Berpeluang Bela Timnas Indonesia

Diabaikan Belanda, 5 Pemain Keturunan Ini Berpeluang Membela Timnas Indonesia

PSSI hingga kini masih menunjukkan keseriusan dalam memperkuat Timnas Indonesia melalui jalur naturalisasi. Kali ini PSSI kabarnya tengah menggandeng para pemain keturunan Indonesia, tapi...
Anak Sungai

Banjir Luapan Anak Sungai Citalahab Rendam Puluhan Rumah di Pamarican Ciamis

harapanrakyat.com,- Curah hujan dengan intensitas tinggi membuat anak Sungai Citalahab meluap. Akibatnya beberapa titik tanggul jebol hingga air masuk dan merendam pemukiman warga di...
Pohon Petai Tumbang Timpa

Pohon Petai Tumbang Timpa Rumah dan Motor di Tasikmalaya, Kerugian Capai Puluhan Juta

harapanrakyat.com,- Hujan deras disertai angin kencang membuat sebuah pohon petai tumbang timpa rumah milik Jajang di Kampung Kiarabongkok, Desa Puspamukti, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya,...
Feike Muller Latupeirissa, Pemain Keturunan Belanda Siap Gabung Timnas Indonesia untuk Piala Dunia U-17 2025

Feike Muller Latupeirissa, Pemain Keturunan Belanda Siap Gabung Timnas Indonesia untuk Piala Dunia U-17 2025

Salah satu pemain keturunan Indonesia asal Belanda, Feike Muller Latupeirissa, siap memperkuat Timnas U-17 pada ajang Piala Dunia 2025 mendatang. Tentunya, Nova Arianto menyambut...
Begini Tanggapan Warga Kota Banjar Soal Wacana Reaktivasi Jalur Kereta Banjar-Pangandaran.

Begini Tanggapan Warga Kota Banjar Soal Wacana Reaktivasi Jalur Kereta Banjar-Pangandaran 

harapanrakyat.com,- Sejumlah warga di Kota Banjar, Jawa Barat, menyambut positif wacana reaktivasi jalur kereta api Banjar-Pangandaran yang digulirkan oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. Wacana...
Kecelakaan Maut Truk Wing

Kecelakaan Maut Truk Wing Box Hantam Truk Tronton di Sumedang, Satu Meninggal

harapanrakyat.com,- Kecelakaan maut truk wing box bermuatan makanan ringan menabrak truk tronton pengangkut semen dan pohon terjadi di kawasan Kampung Warungbuah, Desa Padanaan, Kecamatan...