Vaksin Corona Sinopharm saat ini sedang dalam tahap uji klinis tahap 3 yang sedang digelar di Uni Emirat Arab (UEA). Vaksin Corona hasil kerja sama internasional ini juga telah mendapatkan sertifikasi halal.
Pemerintah Indonesia tampaknya terus bekerja keras untuk secepatnya bisa menemukan vaksin Covid-19 yang benar-benar aman dan efektif untuk masyarakat. Hingga saat ini ada dua jalur pengembangan vaksin yang pemerintah tempuh.
Presiden RI Joko Widodo saat pertemuan secara online dengan para gubernur belum lama ini, menyebutkan pihaknya akan melakukan pengembangan vaksin Corona melalui Kementerian Riset dan Teknologi serta jalinan kerjasama dengan pihak internasional.
Jalur pertama akan menghasilkan vaksin Corona yang mendapat sebutan vaksin Merah Putih. Vaksin ini masih dalam pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Baca juga: Vaksin Virus Corona yang Sedang Diuji Klinis di WHO, Apa Saja?
Sedangkan jalur kedua melalui kerjasama internasional yang akan menghasilkan vaksin Sinovac dan vaksin Corona Sinopharm. Sibovac merupakan hasil kerjasama Sinovac China yang bekerjasama dengan PT Bio Farma.
Saat ini vaksin Covid-19 Sinovac masih dalam tahap uji klinis tahap akhir. Pemerintah pun optimis uji klinis vaksin ini akan mendapat hasil menggemberikan dan pada triwulan pertama tahun 2021 akan diproduksi secara massal.
Sedangkan Sinopharm merupakan hasil kerjasama Kimia Farma dengan Sinopharm Tiongkok dan perusahaan G-42 (Group-42) Uni Emirat Arab (UEA). Vaksin ini juga sedang dalam tahap uji klinis tahap 3 di UEA.
Uji Klinis 3 Vaksin Corona Sinopharm
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito menyatakan telah berkunjung ke UEA untuk memastikan prosedur standar Vaksin Corona Sinopharm.
Uji klinis akan melibatkan 22.000 orang peserta. Mereka berasal dari 119 kebangsaan yang berbeda. Uji klinis juga dengan bantuan lebih dari 100 dokter dan tenaga farmasi serta 1000 perawat dan petugas lab.
BPOM mendukung langkah G-42 UEA yang melibatkan beragam populasi dalam uji klinis. Menurut BPOM, begitu beragamnya populasi dalam uji klinis vaksin Corona Sinopharm akan memberikan hasil yang lebih valid.
“Kami sudah meninjau langsung pelaksanaan uji klinik vaksin ini. Kami ingin memastikan uji klinik dapat berjalan sesuai dengan ketentuan standar,” kata Penny K. Lukito dalam siaran persnya.
Baca juga: Perkembangan Penemuan Vaksin Corona, Kapan Masuk ke Indonesia?
Apalagi para pemimpin tertinggi UEA, menurut Lukito, sangat mendukung pengembangan vaksin Corona hasil kerjasama tiga negara ini. Mereka pun berharap percobaan ini akan memberikan hasil yang menggembirakan.
Vaksin Corona Sinopharm Sudah Dapat Izin
Dalam keterangannya, Kepala BPOM juga menjelaskan bahwa vaksin Corona Sinopharm sudah memperoleh sejumlah izin. Antara lain izin penggunaan atau Emergency Use Authorization (EUA) dari National Medicines Products Administration (NMPA).
NMPA merupakan Regulator Pengawas Obat Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Izin ini keluar pada bulan Juli 2020 setelah hasil uji klinik fase 1 dan 2 memberikan hasil menggembirakan.
Baca juga: Cerita Gubernur Jabar, Was-was Jelang Uji Klinis Vaksin Corona
Selain itu vaksin Corona Sinopharm juga sudah mendapatkan sertifikasi halal. Sehingga vaksin ini tak hanya untuk tiga negara yang bekerjasama, namun juga bisa untuk negara lain.
“Bahkan industri farmasi negara kita mendapat kesempatan untuk menjadi bagian dalam proses transfer teknologi produksi vaksin tersebut,” kata Lukito yang telah bertemu langsung dengan CEO Group-42.
Hasil uji klinis vaksin Corona Sinopharm bisa keluar pada awal tahun depan. Sedangkan untuk proses produksi dan pendistribusiannya dapat mulai tersebar pada pertengahan tahun 2021. (R11/HR-Online)