Temuan fosil Lystrosaurus menunjukkan berbagai informasi yang menjurus pada cara hidup hewan tersebut. Dari fosil tersebut, para peneliti mendapatkan bukti bahwa hewan purba juga mengalami masa hibernasi.
Istilah hibernasi sendiri pastinya sudah tidak asing lagi. Hibernasi merupakan cara hewan agar bisa bertahan hidup. Biasanya peristiwa hibernasi terjadi ketika musim dingin sudah tiba. Makanan dan energi yang tersisa pada musim dingin begitu terbatas.
Jika tidak melakukan hibernasi, maka hewan akan kesulitan untuk hidup. Hewan yang berada pada kawasan kutub kebanyakan melakukan hibernasi. Analisa hewan yang melakukan hibernasi memang tidak sulit. Berbeda halnya jika harus mempelajari sebuah fosil.
Baca Juga: Penemuan Fosil Ichthyosaurus dan Thalattosaurus yang Terkunci di Batu
Temuan Fosil Lystrosaurus Tertua
Temuan fosil ini masuk dalam kategori genus Lystrosaurus yang merupakan kerabat jauh mamalia. Spesies ini hidup pada zaman Permian dan Trias yang memiliki karakteristik sendiri. Seperti paruh dan gading yang terdapat pada bagian tubuh.
Kehidupan zaman Lystrosaurus menunjukkan bahwa Bumi belum sepanas seperti sekarang. Sebagian besar wilayah antartika mengalami musim dingin dalam waktu lama. Bahkan tidak ada sinar matahari sama sekali saat itu sehingga cukup gelap.
Fosil Lystrosaurus Zaman Trias
Temuan fosil Lystrosaurus menjadi salah satu fosil tertua. Tampaknya spesies ini muncul sebelum peristiwa kepunahan massal terjadi. Tepatnya saat Bumi sedang berada pada periode Permian. Pada saat itu sekitar 70% spesies vertebrata yang hidup di daratan mengalami kepunahan.
Namun anggota genus Lystrosaurus masih bisa selamat dan entah bagaimana spesies ini dapat selamat. Padahal kala itu, Bumi dan fenomena alam masih belum bersahabat. Kemudian Lystrosaurus melanjutkan hidup hingga sampai ke masa baru yakni periode Trias.
Salah satu fakta menarik yang muncul dari Lystrosaurus. Spesies ini mampu bertahan dengan baik dan beradaptasi bersama kelompok lainnya. Para peneliti menjadikan hal ini sebagai salah satu pelajaran mengenai kelangsungan hidup spesies saat itu.
Apalagi adanya musim ekstrem yang membuat banyak hewan harus melakukan adaptasi. Proses hibernasi tersebut tidak terlepas dari faktor kelangsungan hidup. Melansir dari Scitecdaily, proses hibernasi tersebut merupakan yang paling kuno.
Kemungkinan besar hewan yang melakukan hibernasi berbeda dengan spesies saat ini. Hewan zaman Permian akan melakukan hibernasi dengan cara menurunkan tingkat metabolismenya. Sehingga dapat melewati musim sulit selama cuaca dingin melanda.
Temuan fosil Lystrosaurus menunjukkan bahwa spesies ini melakukan hibernasi sejati. Artinya, Lystrosaurus melakukan hibernasi secara maksimal agar bisa bertahan hidup. Ahli palaentologi menemukan fosil Lystrosaurus dari kawasan yang berbeda-beda.
Seperti kawasan Antartika, Afrika, Rusia, dan juga Cina. Spesies ini juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan ukuran sekitar 6 sampai 8 kaki. Spesies ini juga tidak memiliki gigi, namun mempunyai sepasang gading.
Ukuran gading tersebut selalu bertambah besar seiring berjalannya waktu. Bahkan selama kehidupannya pun hewan ini akan mengalami pertumbuhan gading. Sehingga para peneliti sempat mengira bahwa spesies ini adalah gajah.
Baca Juga: Penemuan Fosil Vectaerovenator Inopinatus dari Periode Kapur
Temuan Fosil Lystrosaurus Dengan Gading Aneh
Gading milik Lystrosaurus menunjukkan bagaimana sistem metabolisme dari spesies ini. Whitney dan Sidor merupakan peneliti yang membandingkan fosil Lystrosaurus. Kurang lebih ada 6 wujud gading dari Antartika. Sedangkan dari Afrika Selatan berjumlah 4 gading.
Meskipun berasal dari tempat yang berbeda, namun pola setiap gading sama. Hal ini menunjukkan bahwa Lystrosaurus telah tersebar di berbagai kawasan. Temuan fosil Lystrosaurus juga menunjukkan adanya lapisan dentine. Lapisan ini telah tersimpan pada lingkaran konsentris layaknya sebuah pohon.
Pada gading tersebut para peneliti juga menemukan adanya tanda stress. Bisa jadi bahwa tanda stress tersebut akibat dari proses hibernasi. Lystrosaurus dari Antartika memiliki berbagai cara untuk mengatasi iklim tersebut. Sinar Matahari yang masih absen ketika siang hari membuat metabolisme Lystrosaurus terkuras.
Lystrosaurus termasuk hewan endotermik atau berdarah panas. Hewan yang berdarah panas akan mengaktifkan sistem metabolismenya. Kemudian melakukan hibernasi selama waktu lama ketika musim benar-benar tidak mendukung. Kemungkinan besar hal inilah yang menyebabkan Lystrosaurus menjadi stres.
Penelitian ini telah masuk dalam sebuah Jurnal Biologi Komunikasi dan terbit pada 27 Agustus 2020 lalu. Penelitian atas temuan fosil Lystrosaurus membuktikan bahwa dulunya hewan juga melakukan hibernasi. Tepatnya sekitar 250 tahun yang lalu pada zaman Trias awal. (R10/HR Online)