Banjarsari, (harapanrakyat.com),- Kelompok Tani Tirta Mukti Desa Kawasen Kec. Banjarsari mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik. Pengolahan pupuk organik ini berhasil dikembangkan dan mendapat pangsa pasar sendiri di wilayah Banjarsari.
“Dalam satu bulan, kami mampu memproduksi pupul organik hingga 4 ton. Sementara ini, pangsa pasar untuk pupuk kami adalah kelompok-kelmpok tani yang ada di sekitar kec. Banjarsari,”kata Endin, Ketua Kelompok Tani Tirta Mukti, Senin (21/2).
Endin mengatakan, pihaknya dapat meraup untung lumayan dari penjualan pupuk hasil olahannya itu. Menurut dia, 1 kilogram pupuk organik dipatok harga sebesar Rp 5 ratus. Ia juga mengaku hanya mengambil untung sebesar Rp 150 perkilonya.
Lebih jauh Endin menjelaskan, untuk proses produksi dirinya dibantu dua orang anggota. Keduanya sudah dibekali ilmu bagaimana mengolah kotoran sapi untuk dijadikan pupuk organik.
Bahan dasar pembuatan kompos ini kata Endin, adalah kotoran sapi dicampur dedek, gula pasir, jerami padi, dan mol, kemudian didekomposisi dengan bahan pemacu mikroorganisme dalam tanah, seperti pitadegra.
Dan untuk proses penglohannya, pertama kotoran sapi (fases dan urine) diambil dari kandang dan ditiriskan selama satu minggu untuk mendapatkan kadar air mencapai kurang lebih 60 persen, dan setelah itu dilakukan permentasi selama hampir dua minggu.
Kemudian, kotoran sapi yang sudah dipermentasi tersebut dijemur pada cahaya matahari selama 2 sampai 3 hari. Setelah benar-benar kering, baru digiling supaya kotoran sapi itu halus, kemudian yang terakhir pengepakan.
Sementara itu, Kepala BP3K Kec Banjarsari, Jayusman, S.P, ketika ditemui HR, di ruang kerjanya mengapresiasi keulatan kelompok tani yang sudah berhasil mengembangkan pupuk organik dari kotoran sapi tersebut.
Menurutnya, pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak) merupakan salah satu alternatif yang sangat tepat untuk mengatasi kelangkaan dan naiknya harga pupuk di pasaran.
“Dengan begitu, masyarakat tidak perlu was-was bila harga pupuk merangkak naik,” katanya. (amlus)