Berita Jabar (Harapanrakyat.com),- Sektor pertanian mampu bertahan di masa pandemi Covid-19, saat sektor lain terpuruk. Untuk itu Pemprov Jawa Barat (Jabar) akan menjadikan pertanian sebagai andalan pemulihan ekonomi Jabar.
Di saat pandemi Covid-19 ini, pertanian mengalami peningkatan 7,64 persen year on year. Meningkat 45,86 persen secara quarter to quarter. Kondisi ini memperilhatkan pertanian di Jabar tangguh dalam berbagai kondisi dan jadi andalan.
Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmaja menjelaskan sektor pertanian mampu mengdongkrak ekonomi Jabar di kuartal 3 dan 4. Meskipun di kuartal dua, kontraksi ekonomi Jabar mnus 5,90 persen. Setiawan mengaku optimis akan terjadi pertumbuhan ekonomi di kuartal 3.
“Peningkatan sektor pertanian menjadi andalan pemulihan ekonomi Jabar. Kita optimis. Pemerintah bersama masyarakat telah melakukan berbagai upaya untuk pemulihan ekonomi,” katanya saat orum Group Disccusion ‘Peluang Membangun Jabar Food Incorporated’, Rabu (12/8/2020).
Setiawan menjelaskan Pemprov Jabar akan mengembangkan program-program pertanian di daerah. Terutama daerah dengan level kewaspadaan zona hijau. 228 kecamatan di Jabar bestatus zona hijau, dimana tidak ada kasus positif Covid-19.
“Harapannya dengan program pemulihan ekonomi di ketahanan pangan, pertanian bisa membuat PDRB Jabar akan positif di kuartal 3 dan 4. Kerjasama antara pemerintah, akademisi, dunia usaha dan masyarakat sangat dibutuhkan,” jelas Setiawan.
Ekstensifikasi Pertanian Perlu Dilakukan Untuk Pemulihan Ekonomi Jabar
Sonson Garsoni, Ketua Pokja Ketahanan Pangan Satgas Pemulihan Ekonomi menutukan diakui pertanian alami peningkatan saat pandemi. Tapi daya serap pasar mengalami penurunan. Sehingga dikhwatirkan dapat menurunkan kemampuan pelaku usaha saat musim tanam selanjutnya.
Pemberian kredit murah, bantuan program usaha dan akses pemasaran harus dilakukan. Pokja Ketahanan pangan menawarkan program ekstensifikasi pertanian.
“Tak perlu di area khusus. Ekstensifikasi bisa dilakukan di kawasan perkebunan, hutan, tanaman sela, lahan perkotaan, lahan tidura dan pertanian pekarangan. Hanya saja itu perlu dukungan dana juga,” jelas dia.
Dalam pemulihan ekonomi Jabar, ekstensifikasi pertanian harus dilakukan masif. Sebab, konversi lahan juga berlangsung secara msif. Dalam 10 tahun terakhir, konversi lahan pertanian Jabar mencapai 36.389 hektare. Hal itu menimbulkan menurunnya produksi pertanian Jabar. Padahal pertanian Jabar berkontribusi kepada nasional hingga 60 persen.
Selain itu, sektor peternakan juga mengalami penurunan, padahal berkontribusi 40 persen yang nilainya Rp 240 triliun. Dari jumlah tersebur 10 persennya merupakan peternakan rakyat. Ditambah saat pandemi, setengah peternak rakyat berhenti produksi.
“Untuk pemulihan ekonomi Jabar, menyelamatkan ketahanan pangan maka harus diantisipasi. Dengan penyediaan kredit, akses pemasaran hasil pertanian dan program bantuan bagi dunia usaha di pertanian, peternakan dan perkebunan,” kata Sonson. (R9/HR Online)