Penelitian terbaru melaporkan vaksin Corona dari Oxford memperlihatkan hasil yang menggembirakan. Vaksin Corona ini mampu menghasilkan respons imun yang kuat serta aman digunakan.
Para ilmuwan di Jenner Institute dan Oxford Vaccine Group di Oxford University Inggris telah berhasil melakukan uji klinis tahap 1 dan 2 vaksin Covid-19. Tidak ditemukan adanya masalah keamanan pada percobaan itu.
Dalam laporan yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet pada 20 Juli 2020 dikatakan bahwa vaksin Covid-19 yang dibuat ilmuwan Universitas Oxford diberi nama vaksin ChAdOx1 nCoV-19.
Hasil uji klinis yang menggembirakan terhadap vaksin Corona dari Oxford ini akan dilanjutkan dengan uji klinis tahap 3. Tahap terakhir ini saat ini sedang dilakukan dengan melibatkan peserta dalam skala besar.
“Kami menemukan respons kekebalan tubuh yang sangat kuat dari peserta yang menerima dua dosis vaksin. Ini sangat baik untuk dijadikan vaksin Covid-19,” kata Profesor Pollard ketua tim peneliti seperti dikutip dari laman Universitas Oxford.
Vaksin Corona dari Oxford Akan Segera Diproduksi
Penelitian terhadap vaksin Corona dari Oxford telah dilakukan sejak Januari 2020. Sedangkan pelaksanaan uji klinis tahap 1 dan 2 terhadap vaksin ChAdOx1 nCoV-19 telah dilaksanakan pada April 2020.
Dalam uji coba fase 1 dan 2 tersebut dilakukan dengan melibatkan lebih dari 1.000 sukarelawan berusia 18 hingga 55 tahun dengan kondisi sehat. Dalam uji klinis terkontrol acak ini 10 orang menerima dua dosis vaksin.
Sedangkan 1077 orang lainnya menerima vaksin ChAdOx1 nCoV-19 maupun vaksin MenACWY plasebo sebagai kontrol. Percobaan ini dilakukan dari 23 April hingga 21 Mei 2020.
Hasil percobaan memperlihatkan bahwa vaksin Corona dari Oxford mampu memicu respons sel T dalam waktu 14 hari sejak vaksinasi diberikan. Sel darah putih tubuh ditemukan mampu menyerang sel tubuh yang terinfeksi virus Corona.
Namun setelah 28 hari respons antibodi tubuh mampu menetralkan virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19. Hasil ini juga sejalan dengan percobaan sebelumnya yang dilakukan terhadap hewan percobaan.
Selain itu uji klinis fase 1 dan 2 juga memperlihatkan bahwa vaksin Corona dari Oxford tidak menimbulkan reaksi yang tidak terduga. Juga tidak dilaporkan adanya efek samping yang berbahaya.
Diproduksi 2 Miliar Dosis Vaksin
Selain mendapat dana dari pemerintah Inggris, penelitian ilmuwan University of Oxford juga bekerja sama dengan AstraZeneca, perusahaan biofarmasi internasional yang berbasis di Inggris. Perusahaan ini yang nantinya akan memproduksi vaksin ini jika berhasil.
“Data uji klinis ini meningkatkan kepercayaan kami bahwa vaksin akan bekerja dan mendorong kami melanjutkan rencana memproduksi vaksin dalam skala luas di seluruh dunia,” tambah Mene Pangalos, Wakil Presiden Eksekutif AstraZeneca Bidang Litbang Biofarmasi.
Uji klinis vaksin Corona dari Oxford ini juga menunjukkan kemampuan vaksin dalam menghasilkan respon antibodi dan sel-T yang cepat terhadap infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
Keberhasilan temuan dari hasil uji klinis ini rencananya akan ditindaklanjuti dengan tahap 3 dalam skala yang lebih besar. Kabarnya, uji klinis fase 3 akan dilakukan di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Brasil, dan Afrika Selatan.
“Inggris beruntung memiliki inovator akademik yang luar biasa. Apalagi kemitraan ini untuk keamanan dan efektivitas klinis vaksin chadox dalam menghadapi infeksi COVID-19,” tambah Kate Bingham, Ketua Satuan Tugas Vaksin.
Pemerintah Inggris yang mendukung riset ini juga menyatakan rasa optimisnya terhadap efektivitas vaksin ChAdOx1 nCoV-19. Kabarnya, jika vaksin Corona dari Oxford ini terbukti efektif, akan diproduksi hingga 2 miliar dosis vaksin. (R11/HR-Online)