Ciamis, (harapanrakyat.com),- Bekas Kantor Kewadanaan Kawali yang berada di depan alun-alun Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis, yang kini difungsikan sebagai Kantor UPTD Dinas Keuangan, Pengelolaan Aset Daerah dan Pendapatan Kawali dipastikan sebagai jejak Istana Kerajaan Galuh atau Kraton Surawisesa.
Hal itu diungkapkan Budayawan dan Tokoh Masyarakat Kawali, Daday H. Pradja, kepada HR, Minggu, (14/02) seusai acara Kunjungan Napak Tilas Orang Sunda bersama Wakapolda Kalteng, Kombes Pol. Drs. Anton Charlian, di Situs Astana Gede Kawali.
Daday menambahkan jejak istana Galuh tersebut yang diindikasikan berada di lokasi bekas kantor Kawadanaan didasarkan pada asumsi hampir semua bekas istana kerajaan Galuh letaknya berada di alun-alun kota, yang selalu satu kompleks dengan Masjid, Kantor Polisi dan Kantor Pemerintahan.
“Coba saja baca di buku sejarah bahwa jejak kerajaan Galuh atau Sunda selalu ada di kompleks keramaian,” imbuhnya.
Daday mengungkapkan asumsi tersebut didasarkan juga pada temuan batu berukuran 1 m x 1,6 m yang masih ada di era tahun 60 sampai 70-an, dan terawat baik di halaman bekas kantor Kewadanaan Kawali. Namun, batu tersebut kini sudah hilang dan berubah menjadi lapangan Basket SMPN 1 Kawali.
“Batu tersebut diduga kuat sebagai tempat duduk raja atau pancalikan raja,” ujarnya.
Namun, kata Daday, sejumlah peneliti budaya pernah menyimpulkan bahwa di Astana Gede Kawali-lah sebagai pusat pemerintahan kerajaan Galuh.
“Kalau hasil penelitian mengatakan istana kerajaan Galuh berada di Astana Gede Kawali, menurut saya kurang logis. Alasannya, apa mungkin tempat untuk merenung, instropeksi diri, mencari ilham atau kabuyutan dijadikan tempat untuk memerintah. Karena biasanya tempat memerintah itu berada di pusat keramaian, bukan ditempat sepi seperti di Astana Gede,” katanya.
Pemikirannya tersebut, imbuh Daday, dikuatkan pula pada satu keterangan sejarah Galuh bahwa jarak antara pusat pemerintahan dan kabuyutan Galuh berjarak satu hingga dua kilometer.
“Buktinya, jarak antara Astana Gede dengan bekas kantor Kewadanaan kira-kira berjarak 1-2 Km. Jelas hal itu sesuai dengan naskah sejarah Galuh yang sempat saya baca,” imbuhnya.
Daday menegaskan, selain asumsi-asumsi yang bisa dibuktikan dengan temuan fisik tersebut, ditambah dengan upayanya bermunajat untuk meminta petunjuk dalam mencari jejak Keraton Kerajaan Galuh di Kawali, hasilnya tersimpulkan bahwa benar bekas kantor Kewadanaan Kawali sebagai jejak Istana Galuh. (DK)