Kisah Presiden Soekarno wafat tercatat dalam sejarah Indonesia. Sang proklamator pergi meninggalkan dunia untuk selama-lamanya pada tanggal 21 Juni 1970. Dalam sejarah Bung Karno, namanya sangat berpengaruh bagi bangsa dan dunia.
Baca Juga: Kisah Bung Karno, Seniman Teater dengan Jiwa Negarawan Sejati
Hal inilah yang membuat kepergiannya selalu dikenang. Jasa-jasanya pun tak pernah dilupakan oleh bangsa.
Kisah Presiden Soekarno Wafat pada 1970
Bung Karno selama hidup terkenal sebagai sosok yang lantang selama berpidato. Ia juga tegas ketika mengambil keputusan.
Akan tetapi, ketika usianya 69 tahun, tubuhnya tergolek lemas. Di usia tersebutlah ia meninggal dunia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis, Bung Karno meninggal dunia karena mengalami penyakit ginjal akut. Karena penyakit tersebut, ia menghembuskan napas terakhir di RSPAD Gatot Soebroto yang ada di Jakarta.
Awal Mula Idap Penyakit
Dalam kisah sejarahnya, selama ini masyarakat menilai Presiden Soekarno memiliki kondisi kesehatan tubuh yang baik sebelum wafat. Akan tetapi, kondisi kesehatannya menurun ketika jadi tahanan politik.
Dengan menyandang status tersebut, ia mulai mengalami sakit ginjal parah. Kondisinya semakin parah karena tak kunjung mendapatkan perawatan dari dokter yang tepat.
Hal ini pun mendapatkan pembenaran dari Mahar Mardjono selaku dokter pribadi Bung Karno. Penjelasannya ada di buku Slamet Soetrisno yang judulnya Kontroversi dan Rekonstruksi Sejarah.
Detik-Detik Sebelum Kepergian Bung Karno
Sebelum wafat untuk selama-lamanya, Soekarno memiliki kisah tersendiri dalam menduduki jabatan sebagai presiden. Akan tetapi, posisi tersebut runtuh ketika namanya terseret dalam kasus pembunuhan 7 perwira ABRI yang ada di G30 S.
Peristiwa yang terkenal dengan sebutan Lubang Buaya ini melibatkan pemberontakan di tahun 1965. Banyak aksi demonstrasi yang menyuarakan agar Bung Karno turun dari jabatannya di pemerintahan.
Demonstran menilai bahwa kebersamaannya dengan Brigjen Supardjo maupun DN Aidit di Bandara Halim pada tanggal 1 Oktober 1965 memang merencanakan pembunuhan. Peristiwa mengerikan ini tidak lain untuk menjatuhkan jenderal yang tidak setuju dengan kebijakan Bung Karno.
Karena peristiwa tersebut, Bung Karno ditetapkan jadi tahanan politik yang bertempat di Wisma Yaso. Lalu Soeharto jadi presiden yang menggantikan Bung Karno.
Baca Juga: Sentimen Anti Barat Tahun 1960 dan Karakter Soekarno yang Kontradiksi
Akan tetapi ketika Presiden Soeharto lengser di tahun 1998, ada riset yang menunjukkan bahwa ternyata Bung Karno tak terlibat dalam peristiwa mengenaskan tersebut. Bahkan ketika Presiden Soekarno wafat, kisah dan namanya tercatat sebagai pahlawan proklamator.
Tempat Peristirahatan Terakhir Bung Karno
Ketika meninggal dunia, sang proklamator beristirahat di Blitar. Pemilihan kota tersebut karena berdasarkan kepentingan politik pada masa pemerintahan Orde Baru dari Presiden Soeharto.
Makam ayah politisi PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ini ada di jalan Ir Soekarno. Letaknya di sisi utara pusat Kota Blitar.
Lokasi tersebut hanya berjarak sekitar 1 km dari area PIPP (Pusat Informasi & Perdagangan). Saat ini lokasi tersebut juga jadi salah satu tempat wisata menarik yang banyak pengunjungnya di Jawa Timur.
Respon Warganet
Berkaitan dengan kisah Presiden Soekarno yang wafat pada tahun 1970, jelas mengundang respon warganet di dunia maya. Salah satunya lewat akun Instagram @videosejarah.
Apabila mencermati komentar yang ada di postingannya, ada warganet menyebut bahwa Blitar jadi terkenal sebagai makam Bung Karno. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri di Blitar.
Ada juga yang menilai bahwa Bung Karno sebenarnya ingin dimakamkan di Bandung. Hal ini karena semasa dewasa Bung Karno memang belajar di Kota Kembang tersebut.
Bahkan ia juga ngekos di Bandung bersama sahabat maupun gurunya. Di kota ini, Bung Karno mendapatkan kenangan yang indah.
Mereka juga tumbuh dengan memegang ideologi masing-masing. Ada juga warganet yang menyebut sebenarnya kisah Presiden Soekarno saat wafat, ia ingin beristirahat secara tenang di Istana Batu Tulis.
Kendati demikian, pemerintah kala itu mengalihkannya ke Kota Blitar. Kabar tersebut membuat warganet mengaku sedih dengan nasib Bung Karno di masa tuanya.
Bung Karno memang sosok proklamator yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Jasanya pun harus selalu dikenang dan tak terkikis oleh zaman.
Baca Juga: Kisah Presiden Soekarno Pecinta Wayang Sejati
Dari uraian di atas, tentu sudah bisa mengetahui bagaimana kisah Presiden Soekarno wafat. Kisahnya tertuang secara jelas dalam sejarah Indonesia. Meski sudah tiada, namun nama maupun jasa yang telah Bung Karno lakukan akan selalu ada di hati bangsa. (R10/HR-Online)