Berita Tasikmalaya, (harapanrakyat.com),- Jumlah kasus DBD atau demam berdarah dengue di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, tahun 2020 sampai bulan Juni terus meningkat.
Bahkan, berdasarkan data dari Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Tasikmalaya sampai hari ini Selasa (23/6/2020), tercatat pasien akibat DBD mencapai 598 orang. Dan 16 orang meninggal dunia karena DBD.
Jumlah kasus DBD paling banyak terjadi di Kecamatan Kawalu yakni sebanyak 113 orang, disusul Kecamatan Tamansari sebanyak 70 orang.
Di luar kedua kecamatan itu, kasus DBD juga tersebar di seluruh kecamatan Kota Tasikmalaya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, dr. Uus Supangat, mengungkapkan, jumlah kasus DBD di Kota Tasikmalaya tergolong tinggi. Bahkan, di tengah pandemi Covid-19, hingga saat ini masih terjadi.
“Saat ini kita semua tengah menghadapi pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Dengan meningkatnya kasus DBD di Kota Tasikmalaya, kita harus menyikapinya secara serius. Sebab, pasien yang meninggal dunia akibat DBD juga mengalami kenaikan,” katanya kepada HR Online, Selasa (23/6/2020).
dr Uus mengimbau, dengan tingginya kasus DBD tersebut, agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan. Yaitu, dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Dengan jumlah kasus DBD yang signifikan, lanjutnya, maka saat ini Kota Tasikmalaya sudah memasuki masa pra kejadian luar biasa ( KLB).
dr Uus menuturkan, adapun untuk menetapkan suatu daerah itu sudah masuk KLB, maka membutuhkan perhitungan yang konkret, dengan melihat jumlah kasus demam yang disertai penurunan trombosit.
“Tentunya kami akan terus melakukan penyuluhan dengan seluruh kecamatan untuk meningkatkan mengenai masalah DBD selain Covid-19” ucapnya.
Menurutnya, langkah tersebut perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan, agar kasus DBD ini tidak terus meningkat.
“Kasus DBD ini bisa diantisipasi, jika masyarakat memiliki kesadaran terhadap dirinya dan lingkungannya, dengan benar-benar menerapkan PHBS,” pungkasnya. (Apip/R5/HR-Online)