Pernah mengalami sindrom iritasi usus besar? Jika frekuensi buang air besar Anda terlalu sering, maka yang demikian bisa memberikan indikasi adanya penyakit iritasi usus besar yang harus diwaspadai.
Gangguan iritasi yang menyerang usus besar ini umumnya dialami oleh wanita dengan usia kurang dari 50 tahun. Saat menstruasi, sindrom akibat iritasi usus besar ini bisa terjadi hingga berhari-hari atau bahkan beberapa bulan.
Sebenarnya tidak ada aturan baku berapa kali Anda buang air besar dalam sehari sebagai ukuran normal. Penyakit yang menyerang sistem pencernaan ini yang biasanya terjadi dalam jangka yang lama.
Sindrom iritasi usus besar dalam istilah medis disebut Irritable Bowel Syndrome (IBS). Gangguan ini memiliki gejala yang bisa kambuh dari waktu ke waktu. Karena itu penting mengetahui gejala dan faktor penyebabnya agar mudah ditangani.
Gejala Sindrom Iritasi Usus Besar
Gejala Irritable Bowel Syndrome yang sering terjadi diantaranya seperti konstipasi, perut kembung, sakit kepala, mual, kelelahan, nyeri punggung, tinja disertai lendir, cepat kenyang, perut terasa sakit, nafsu makan turun, berat badan turun drastis dan rasa panas di dada.
Gejala sindrom tersebut bisa semakin buruk kondisinya, berangsur membaik, atau bahkan hilang sepenuhnya. Namun syaratnya harus dilakukan penanganan sedini mungkin.
Penderita juga sangat dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Apalagi jika mengalami beberapa kondisi seperti ada benjolan di sekitar perut, sesak napas, atau berdebar-debar.
Begitu juga dengan berat badan turun drastis tanpa sebab yang jelas atau buang air besar disertai keluarnya darah bisa menjadi indikasinya perlunya penanganan dokter dengan segera.
Penyebab
Sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti penyebab sindrom iritasi usus besar. Namun ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya gangguan Irritable Bowel Syndrome ini.
Diantaranya infeksi pada saluran pencernaan, perubahan kondisi bakteri normal dalam usus kecil, diare atau konstipasi, gangguan panik, gangguan kecemasan, stres, ataupun depresi.
Selain itu, sering mengonsumsi makanan dengan kadar asam, gula, lemak, dan karbohidrat yang tinggi juga bisa memicu IBS. Perubahan kadar hormon dalam tubuh juga berperan penting untuk transmisikan sinyal saraf pada IBS.
Penanganan
Hingga saat ini belum ada obat yang bisa digunakan untuk menyembuhkan gangguan Irritable Bowel Syndrome. Namun beberapa jenis obat dipercaya bisa digunakan untuk meredakan sakit sindrom iritasi usus besar.
Obat yang disarankan antara lain hyoscine butylbromide, loperamide, amitriptyline, atau pencahar. Suplemen serat juga bisa dimanfaatkan untuk meredakan gangguan ini.
Untuk mengoptimalkan proses pengobatan penyakit sindrom ini, penderita juga disarankan untuk mengatur pola makan dan memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsinya.
Misalnya dengan mengonsumsi makanan dalam porsi kecil, menghindari telat makan, mengurangi konsumsi kafein, menjauhi minuman beralkohol maupun yang bersoda, hingga mencukupi kebutuhan cairan tubuh.
Selain itu Anda juga bisa mengonsumsi buah dengan porsi tak lebih dari 3 porsi. Anda juga perlu mengunyah makanan dengan baik, dan menghindari makanan berlemak serta makanan kaleng.
Untuk mengatasi gangguan IBS lainnya yang juga bisa dilakukan adalah dengan melakukan olahraga secara rutin. Selain untuk meredakan dan agar gangguan ini cepat sembuh, juga untuk mencegah jika gejala serupa muncul di waktu depan.
Itulah beberapa gejala sindrom iritasi usus besar peserta faktor penyebabnya yang sering terjadi. Anda bisa mengatasi dengan langkah darurat untuk meredakannya sebelum memeriksakan diri ke dokter. (R9/HR Online)