Tipe Corona di Indonesia diduga berbeda dengan jenis Corona yang ada di negara lain. Hal ini sesuai dengan analisa GISAID pada tiga WGS (Whole Genome Sequence) atau genom virus dari COVID 19 yang telah dikirim oleh LBM (Lembaga Biologi Molekuler).
GISAID merupakan institusi yang telah dikembangkan Jerman dan LSM untuk melakukan penelitian pada data genetika dari virus.
Tipe Corona di Indonesia Beda dengan Negara Lain
Para peneliti telah melakukan rekonstruksi jalur penyebaran virus Corona ketika infeksi menyebar berasal dari Wuhan, China, Eropa, serta Amerika Utara.
Dimana mulai menganalisa dari beberapa genom pertama yang lengkap untuk dilakukan penggolongan tipe. Dari analisa ini, telah ditemukan beberapa garis keturunan yang berbeda dari virus Corona.
Baca juga: Fakta Baru Masa Inkubasi Corona, Indonesia 5 Sampai 6 Hari
Hal ini membuat tipe Corona di Indonesia berbeda dengan tipe yang ditemukan di dunia. Penyebaran yang cepat membuat mutasi juga banyak. Nantinya akan digunakan algoritma matematika untuk memvisualisasi semua virus Corona sampai pada akar-akarnya.
Tipe Virus Corona
Untuk COVID-19 tipe A merupakan jenis virus SARS-CoV-2 yang memiliki kesamaan dengan virus Corona yang umumnya ditemukan di kelelawar.
Namun pada tipe A ini tidak mendominasi pada penyebaran virus Corona untuk sebagian warga Wuhan. Tipe A ini malah ditemukan pada pasien Amerika Serikat yang telah menetap di Wuhan.
Dimana telah ditemukan sekitar 400 ribu pasien yang terjangkit virus tipe A di Amerika Serikat dan Australia. Di Kota Wuhan sendiri, banyak pasien yang terkena virus Corona tipe B dan umum ditemukan pada pasien di Asia Timur.
Untuk tipe ini tidak menyebar ke daerah lain, hanya pada kawasan Wuhan. Sedangkan untuk tipe C banyak ditemukan pada pasien awal di Prancis, Italia, Swedia, dan Inggris.
Baca juga: Gelombang Kedua Virus Covid-19 di Indonesia Akankah Terjadi? Ini Kata Ahli
Tipe ini merupakan turunan dari virus yang tipe B. Untuk wilayah Asia, tipe C ditemukan di Singapura, Hong Kong, dan Korea Selatan. Tipe Corona di Indonesia yang ditemukan berbeda dengan tipe diatas.
Hal yang lebih penting, mereka telah memiliki teknik yang digunakan untuk melacak pergerakan infeksi virus yang telah terjadi. Para peneliti yakin jika data analisis filogenetik akan dapat membantu mencari sumber infeksi yang tidak terdata.
Tak hanya itu, ternyata juga mampu memberi prediksi mengenai sumber persebaran virus yang secara global apabila kedepan akan terjadi wabah.
Tipe COVID-19 di Indonesia
Lembaga yang berada di Jerman ini telah terbiasa melakukan banyak studi mengenai virus atau mikroba yang menyebabkan suatu wabah. Meningkatnya virus Corona dari hari ke hari membuat Jerman melakukan penelitian untuk pemetaan penyebaran COVID-19 pada manusia.
Kini pun telah ditemukan berbagai varian dari virus ini. Dari perkembangan riset jika GISAID telah memberi informasi bahwa tipe Corona di Indonesia saat ini tidak termasuk ke dalam tipe A, B, dan C.
Ketiga tipe virus ini adalah yang menyebar secara garis besar pada penduduk dunia. Temuan virus yang berbeda di Indonesia membuat langkah awal untuk mengidentifikasi karena bukan termasuk pada tipe yang umum di dunia.
Eijkman akan kembali mengirim data WGS ke GISAID dengan jumlah yang banyak untuk dapat segera mengetahui tipe virus seperti apa yang tengah menyebar di Indonesia saat ini.
Rencana Setelah Tahu Tipe Virus Corona
Penelitian ini untuk mengetahui karakter dari virus yang berkembang dan untuk mengetahui langkah apa yang bisa diambil untuk penghentian penyebarannya.
Untuk data yang berhubungan dengan tipe dan karakter dari virus Corona, hal ini terkait dengan pengembangan vaksin virus.
Diperkirakan untuk Indonesia akan bisa menemukan vaksin dalam setahun kedepan. Hal ini karena tipe Corona di Indonesia berbeda dengan yang ada di dunia.
Baca juga: Warna Asli Virus Corona dengan Ukuran Kecil yang Tidak Dapat Dilihat
Pada saat ini telah melakukan penelitian genetika serta sudah membuat protein rekombinasi supaya bisa menghasilkan antigen. Kini akan segera dilakukan uji coba pada hewan (studi in-vivo).
Apabila uji ini berhasil pada hewan, maka selanjutnya akan diuji klinis pada manusia. Jika hal tersebut berjalan lancar, maka akan diproduksi dalam jumlah besar.
Dengan bekerja sama dengan pihak luar, diharapkan vaksin segera ditemukan. Genom yang dikirim ke GISAID akan dilakukan analisa dalam waktu yang cepat karena tidak mencapai seminggu.
Hal ini untuk mengetahui tipe Corona di Indonesia seperti apa dan harus bagaimana untuk mencegah penyebarannya. (R10/HR-Online)