Berita Banjar (harapanrakyat.com).- Perpanjangan masa belajar di rumah karena imbas dari pandemi Covid-19 membuat banyak guru merindukan suasana belajar dengan para peserta didiknya di sekolah. Namun, sebagai salah satu upaya memutus rantai penyebaran virus corona, sehingga hal tersebut harus dilakukan.
Seperti yang diungkapkan Neni Sumarni, salah seorang guru di SDN 1 Pataruman, Kota Banjar, kepada Koran HR, saat ditemui di sela-sela jadwal piketnya di sekolah, Selasa (28/04/2020), bahwa dirinya merindukan suasana belajar, bahkan riuh sorak sorai para peserta didiknya di sekolah.
“Saya sudah rindu dengan suasana mengajar seperti biasanya. Namun, di tengah pandemi Covid-19 yang tak thau kapan selesainya, saya hanya bisa mengingat dua bulan lalu sebelum Covid-19 mewabah, kita bisa berkumpul, belajar, menyanyi bersama dengan penuh kegembiraan,” ungkapnya.
Di masa belajar di rumah selama pandemi Covid-19 ini, lanjut Neni, ada orang tua dari siswa didiknya yang merasa kewalahan kalau anaknya harus belajar di rumah terus. Karena mungkin kalau di sekolah para siswa akan merasa segan atau takut oleh gurunya.
Tapi kalau di rumah, mereka sudah terbiasa dan tidak takut sama ibu atau ayahnya, sehingga sulit, bahkan tidak mau mengerjakan tugas yang sudah di berikan sekolah.
“Orang tua kewalahan semuanya, ya tugas yang telat dikerjakan, kewalahan akan uang jajannya, kewalahan dalam memberikan pelajaran yang sudah tertuang dalam tugas, makanya mereka sering bertanya pada kita, kapan masuk sekolah lagi,” ungkap Neni.
Hal serupa juga dikatakan Otih Nurhendrawati, yang merupakan Wali Kelas 1 pada sekolah yang sama. Dirinya mengaku rindu akan suasana belajar di kelas, dan juga tingkah laku para peserta didiknya, meskipun tak jarang diantara mereka ada saja yang menjengkelkan.
“Tapi namanya juga anak-anak, apalagi kelas 1 yang masih harus banyak bimbingan dalam tingkah laku dan pelajaran. Tak jarang dalam setiap celotehannya membuat saya terhibur,” kata Otih.
Sebulan Tak Mengajar
Guru lainnya di SDN 4 Pataruman, Entin Kartini, mengatakan, rasa rindu akan keceriaan para siswanya sangat dirasakan, karena memang hampir satu bulan lebih tidak bertatap muka seperti biasanya.
Menurutnya, sejak wabah Covid-19 merebak, keceriaan yang sebelumnya selalu hadir dalam setiap pembelajarannya itu terkikis sedikit demi sedikit karena aturan yang mengharuskan belajar dilakukan di rumah.
Bahkan, Entin mengaku semakin kasihan kepada orang tua anak didiknya dengan perpanjangan masa belajar di rumah. Sebab, tidak sedikit di antara mereka yang tidak memiliki HP Android atau malah tidak punya HP sama sekali, sehingga susah dihubungi ketika ada tugas.
“Saya kasihan sama orang tua siswa yang tidak punya HP, suka ketinggalan kalau ada tugas, apalagi rumahnya jauh dari sekolah. Tapi mau gimana lagi, saat ini kita semua berada di tengah wabah Covid-19, jadi setuju saja pada aturan pemerintah yang mengharuskan belajar di rumah,” kata Entin. (HND/Koran HR)