Berita Jabar, (harapanrakyat.com),– Balai Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat begitu sibuk akhir-akhir ini. Kesibukan tersebut dipicu oleh pandemic Covid-19 yang sedang menjadi teror menakutkan di seluruh dunia.
Setiap hari sample swab untuk tes PCR Covid-19 terus berdatangan. Jika sebelumnya per hari Labkesda Jabar hanya mampu memeriksa 140 sampel, kini 5 mesin PCR membuat Labkesda mampu memeriksa 1.200 sampel per hari.
Baca Juga: Dari 140 Sampel, Kini Labkesda Jabar Mampu Periksa 1.200 Sampel Covid-19 Per Hari
Jawa Barat dengan jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa telah mencatat ada 366 kasus positif sampai Kamis, 9 April 2020. Sementara 35 orang diantaranya tewas karena virus Corona penyebab Covid-19 ini.
Pemerintah Provinsi Jabar berusaha memutus penyebaran Covid-19 melaui tes massif dengan 63.000 alat RDT (Rapid Diagnostic Test).
Tes rapid test ini bertujuan untuk memetakan sebaran Covid-19. Nantinya digunakan untuk menentukan kebijakan yang tepat dalam penanganan Covid-19.
Labkesda Jabar sebagai laboratorium yang ditunjuk sebagai pemeriksa Covid-19 di Jabar, juga berperan penting dalam proses pemetaan ini.
Setidaknya ada 5 tahap pemeriksaan yang dilakukan Labkesda Jabar yang juga melibatkan ITB dan Unpad. Mulai dari proses ekstraksi, real time PCR, prose interpretasi hasil, verifikasi, sampai validasi.
Kepala UPTD Labkesda Jabar, drg. Ema Rahmawati, M.KM, mengatakan, ada 3 sampling yang diambil, yakni tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19, sampling Pasien Dalam Pengawasan di RS, dan sampling hasil positif dari rapid test, terakhir Orang Dalam Pemantauan dan Orang Tanpa Gejala.
“Ada juga sampling yang kami lakukan sendiri, misalnya klaster GBI Lembang,” kata Ema, Kamis (9/4/2020).
Lima mesin PCR dimanfaatkan untuk proses pemeriksaan, dua mesin PCR diantaranya berasal dari bantuan APBD Pemprov Jabar. Selain itu ada juga alat ekstraksi dari Unpad yang dimanfaatkan oleh Labkesda Jabar.
Selain itu, Pemrov Jabar juga telah membeli 20.000 reagen dan 1 alat ekstraksi dari Korea Selatan.
Ema meyakini dengan alat-alat tersebut, hasil pemeriksaan sampel swab Covid-19 bisa lebih cepat.
“Hasil ini penting untuk menentukan tindakan dalam penanganan Covid-19, jika hasilnya positif maka bisa ditindaklanjuti dengan terapi, ruang isolasi dan rawat inap di rumah sakit, atau jika negative bisa menentukan kepulangan pasien,” kata Ema.
Jika hasil dari lab terlambat, maka antrean pasien akan terus bertambah di rumah sakit. Karena itu hasil tes ini selain harus tepat juga harus cepat.
“Kami bersyukur ada bantuan dari Pemprov Jabar, ini akan meningkatkan hasil pemeriksaan di lab,” katanya.
Sampai Rabu, 8 April 2020, sebanyak 2.128 sampel masuk Labkesda Jabar, sebanyak 1.642 sampel sudah keluar hasilnya. Diantaranya 209 positif dan 1.433 negatif. Sementara 486 sampel lainnya masih dalam antrian.
“Alat ekstraksi ditambah, kami pun menambah SDM agar hasil yang pemeriksaan bisa lebih cepat kami sampaikan ke rumah sakit atau Dinas Kesehatan,” kata Ema.
Sementara penanggung jawab Laboratorium Mikrobiologi Labkesda Jabar dr. Ryan Bayusantika R. Sp.PK,. MMRS. menjamin, Labkesda Jabar memiliki sarana lengkap untuk menghadapi pandemi COVID-19, khususnya di Jabar.
“Kami sudah punya 5 mesin PCR dan 2 alat ekstaksi. Alat-alat ini sama seperti alat yang digunakan di laboratorium di Korea Selatan, Amerika Serikat dan juga Jerman,” kata Ryan.
18 orang diterjunkan untuk memeriksa sampel Covid-19 di Labkesda Jabar. Mereka inilah yang menjadi garda pertama yang menemukan kasus-kasus positif Covid-19.
“Harapannya jumlah sampel berkurang tiap harinya, karena itu berarti puncak pandemic telah terlewati,” tandasnya. (Ndu/R7/HR-Online)