Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Dampak wabah Corona berimbas terhadap kenaikan harga kacang kedelai. Sehingga, dengan naiknya harga kedelai, berdampak besar terhadap para pengusaha tahu dan tempe.
Pasalnya, kacang kedelai merupakan bahan baku yang paling utama untuk pembuatan tahu dan tempe.
Mumus (50), salah satu pengusaha pabrik tahu dan tempe di Dusun Sukahurip, Desa Sukasari, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, mengungkapkan, akibat meroketnya harga bahan baku tempe dan tahu ini, dirinya terpaksa menghentikan sementara produksi tahu dan tempe.
“Mau bagaimana lagi. Jika saya tetap produksi, jelas akan mengalami kerugian besar. Karena untuk menaikan harga jual, saya rasa akan sulit untuk dilakukan,” katanya saat dihubungi HR Online, Selasa (07/04/2020).
Selama ini, kata Mumus, dirinya selalu menghabiskan kacang kedelai sebanyak dua kuintal untuk satu kali produksi.
Menurutnya, sebagai pembuat tahu dan tempe, tentu dengan adanya kenaikan tersebut saat ini memang sangat berat.
“Bayangkan saja, per satu ton kedelai saat ini harganya naik sampai dua jutaan dari harga sebelumnya,” ucapnya.
Sehingga, sambungnya, jika tetap beroperasi bisa dipastikan akan mengalami kerugian sebesar empat ratus ribuan dalam satu kali produksi.
Mumus menuturkan, akibat kedelai mengalami lonjakan harga, dirinya bersama pengusaha yang lainnya, berencana akan menghentikan produksi selama satu mingguan.
“Ya sambil menunggu harganya kembali stabil seperti semula,” tuturnya.
Sementara itu, penelusuran HR Online di Pasar Banjarsari, salah satu karyawan kios kedelai mengakui jika sekarang ini ada lonjakan harga selama wabah Corona berlangsung.
Untuk harga bahan baku tahu dan tempe ini tembus dikisaran Rp 8.500 per kilo gramnya. Bahkan akibat terjadinya lonjakan harga, penjual kacang di kios Pasar Banjarsari pun terlihat sepi dari pembeli. (Suherman/R5/HR-Online)