Berita Ciamis (harapanrakyat.com).- Ditengah maraknya kegelisahan warga terkait virus Corona, tidak membuat pedagang tahu Sumedang di jalan raya Kertahayu tepatnya dekat kampus SMPN 2 Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, patah arang.
Budi seorang pedagang tahu Sumedang tetap berjualan seperti biasanya, demi untuk menyambung hidup.
Budi pun mengaku, heboh Corona tidak berdampak fatal terhadap usahanya tersebut. Sejak dirinya membuka lapak (berjualan tahu Sumedang) dua minggu ke belakang, Budi tidak merasakan adanya dampak dari wabah yang membahayakan tersebut. Malahan kata dia, konsumen tahu Sumedang semakin bertambah.
“Jika pedagang lain mengalami penurunan omset penjualan, tapi alhamdulillah konsumen tetap ada, tidak ada penurunan yang signifikan,” ujarnya kepada HR Online, Minggu (22/3/2020).
Dia menegaskan, wabah Corona tidak menjadi hambatan dirinya untuk terus mengais rejeki. “Tidak ada perubahan, alhamdulillah konsumen tetap berdatangan untuk membeli tahu Sumedang di lapak saya ini, mudah-mudahan saja hal ini akan tetap bertahan hingga wabah Corona hilang,” terangnya.
Pedagang di Sekitar SPBU Kertahayu Sepi Pembeli
Diberitakan sebelumnya, para pedagang yang biasa mangkal atau berjualan di SPBU Kertahayu, Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mengaku semakin sepi pembeli semenjak merebaknya Covid-19 atau virus corona.
Bahkan dari pantauan HR Online di lokasi, banyak dari mereka (pedagang) yang terpaksa tidak berjualan.
Agus, pedagang ice cream yang selalu mangkal di SPBU tersebut, mengaku sejak imbauan larangan berkunjung ke tempat keramaian lantaran merebaknya Covid-19, dagangan yang ia jual selalu sepi dari kejaran pembeli.
“Sangat sepi sekali pokoknya. Biasanya tuh jika hari Sabtu dan Minggu sudah dipastikan jualan kami selalu diserbu oleh pembeli yang sengaja istirahat di SPBU ini,” ungkap Agus saat ditemui HR Online di SPBU Kertahayu, Minggu (22/3/2020).
Namun, lanjut Agus, sekarang sudah dua minggu ini suasana di SPBU selalu sepi. Bahkan, beberapa teman yang biasa jualan kini terpaksa tidak berjualan lantaran sepinya pembeli.
Hal serupa dikatakan Juned, pedagang lotek yang selalu mangkal di SPBU setiap Sabtu dan Minggu. Dirinya mengaku terpaksa berhenti jualan dan kemudian memilih untuk berkebun.
“Saat ini saya lebih memilih untuk berkebun dulu, karena jualan sekarang ini sangat sepi,” ucapnya.
“Apalagi saat wisata pantai Pangandaran resmi di tutup sementara, sama sekali tidak ada tamu yang istirahat ke SPBU ini,” katanya
Biasanya, kata Juned, setiap hari Sabtu dan Minggu dirinya bisa meraup keuntungan besar dari jualan loteknya.
“Sebelum merebaknya Covid-19, hari libur seperti Sabtu dan Minggu pasti saja ramai jualannya. Sekarang mah boro-boro bus yang berhenti di sini, mobil pribadi pun sangat jarang sekali berhenti dan jajan,” terang dia. (Suherman/R8/HR Online)