Virus Corona dari meteor belum lama ini diklaim oleh Chandra Wickramasinghe. Wickramasinghe sendiri adalah profesor dari Buckingham Centre for Astrobiology.
Klaim ilmuwan Inggris yang kelahiran Sri Lanka ini tentu saja menggemparkan dunia. Bagaimana tidak? Selama ini kita tahu bahwa asal muasal virus Corona dari pasar seafood yang ada di Wuhan, China.
Lantas apakah klaim dari ilmuwan tersebut benar? Jikalau pun iya, apa buktinya? Untuk mengungkap hal tersebut, anda simak saja ulasan dibawah ini.
Klaim Virus Corona dari Meteor
Tentu bukan rahasia lagi jika virus Corona menjadi bahan pembicaraan seluruh negara yang ada di dunia ini. Bahkan virus yang berbahaya ini sudah menghantui Indonesia.
Segala bentuk pencegahan hingga penanganan gencar dilakukan agar virus ini tak menjadi wabah yang kian menakutkan dan meneror.
Baca Juga: Arti Lockdown, Social Distancing dan Istilah Populer Seputar Virus Corona
Mengingat Corona menjadi bahasan viral di dunia, kabar terbaru tentangnya tentu saja menarik untuk diikuti. Sebagaimana yang sedikit disinggung diatas, virus ini diklaim berasal dari meteor.
Klaim Chandra Wickramasinghe tersebut bukan tercetus begitu saja. Ada alasan yang melatarbelakanginya sekaligus menjadi bukti dari analisa yang dilakukannya.
Menurut Chandra Wickramasinghe, COVID-19 atau virus Corona dari meteor yang meledak di China. Dimana meteor tersebut mengandung ratusan triliun virus partikel infeksius.
Kemudian partikel tersebut berubah menjadi debu karbon halus dan menyebar ke segala penjuru dunia karena dipengaruhi angin.
Virus partikel infeksius ini sendiri disebut terperangkap di stratosfer. Sesuai dengan apa yang dikutip dari Daily Star, 16 Maret 2020, wabah Corona yang menyebar secara tiba-tiba ini berkaitan dengan koneksi antariksa.
Mengenai klaim tersebut, telah diketahui bahwa memang benar ada meteor yang meledak di langit China pada 11 Oktober 2019.
Guna semakin memperkuat klaim virus Corona dari meteor, Chandra Wickramasinghe mengungkap fakta terkait wabah penyakit yang melanda wilayah sekitar ledakan meteor.
Lebih lanjut, Chandra Wickramasinghe juga menyebut bahwa virus partikel dari luar angkasa yang masuk ke Bumi bisa terjadi. Menurutnya, hal tersebut juga sudah terjadi di masa lalu.
Tanggapan Para Ahli
Apa yang diklaim Chandra Wickramasinghe tentu saja membuat kehebohan. Tak hanya mengejutkan publik, akan tetapi juga kalangan ahli.
Teori yang dipaparkan Chandra Wickramasinghe sudah pasti mendapatkan penolakan dari banyak ahli penyakit. Dimana teorinya menyebut bahwa virus Corona dari meteor dan bukan berasal dari hewan.
Sebagaimana yang sudah diyakini selama ini, banyak ahli penyakit yang sepakat jika virus Corona menyerupai penyakit SARS atau MERS yang asalnya dari unta dan kelelawar.
Sekilas untuk diketahui, Chandra Wickramasinghe adalah orang yang mendukung teori panspermia. Dimana teori ini menyebut bahwa kehidupan terdapat di seluruh alam semesta.
Kehidupan ini didistribusikan oleh spasi, komet, meteor, dan benda langit lainnya. Sebelum mengejutkan dunia dengan klaim ini, Chandra Wickramasinghe juga sempat mengklaim beberapa penyakit menular lainnya.
Menurut Chandra Wickramasinghe, pandemi flu 1918, polio, dan juga SARS mempunyai asal ekstraterestrial. Kabar tersebut tentunya tak kalah mengejutkan dari klaim terbarunya kali ini.
Fakta Ledakan Meteor di Bumi
Dalam klaim Chandra Wickramasinghe terkait virus Corona dari meteor, ternyata publik tak hanya dibuat penasaran terkait asal usul Corona, akan tetapi juga bagaimana fakta seputar meteor yang meledak di Bumi.
Adapun salah satu faktanya yakni seputar kandungan yang dibawanya. Perlu untuk anda ketahui, di dalam meteor terdapat besi, batuan, dan nikel.
Dengan komposisi tersebut, meteor diketahui berupa batu angkasa retak berukuran kecil yang melayang bebas dengan pergerakan cepat. Meteor ini tak memiliki lintasan yang beraturan dan tak mengorbit matahari.
Selain kandungan, fakta menarik lainnya mengenai meteor yaitu penyebab ledakannya. Untuk diketahui, meteor bisa mendekat ke Bumi karena gaya gravitasi yang kuat.
Meteor pun melesat begitu cepat dan seakan hendak menghantam Bumi. Namun karena adanya perbedaan tekanan udara saat meteor bergesekkan dengan atmosfer Bumi, maka tidak terjadi tabrakan.
Bicara mengenai tekanan udara, atmosfer Bumi tekanannya tinggi, sementara meteor bertekanan rendah. Ketika bergesekkan, meteor terpisah dan akhirnya meledak menjadi puing-puing.
Terkait apakah benar klaim virus Corona dari meteor yang diungkap Chandra Wickramasinghe, hingga kini menjadi perdebatan. Oleh karenanya, klaim ini masih terus diteliti secara lebih lanjut. (R10/HR-Online)