Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Sejarah Tahun Baru Imlek sejatinya sudah ada sejak zaman Dinasti Xia, yang menetapkan awal tahun barunya jatuh pada awal musim semi, yaitu tanggal 1 bulan 1 Yinli.
Ketua Majelis Konghucu Indonesia (Makin) Kota Banjar, Jawa Barat, Budi Kurniawan, menjelaskan, setelah dinasti Xia berakhir dan digantikan oleh Dinasti Shang (1766-1122 SM), maka awal tahun barunya dimajukan satu bulan, bertepatan dengan akhir musim dingin, yaitu tanggal 1 bulan 12 Yinli (Satu Shi Er Yue).
Kemudian, setelah Dinasti Shang runtuh dan digantikan oleh Dinasti Zhou (1122-255 SM), awal tahun barunya dimajukan lagi satu bulan, tepat pada pertengahan musim dingin, yaitu tanggal 1 bulan 11 Yinli satu Shi Yi Yue, bertepatan dengan sembahyang Dongzhi.
Baca Berita Terkait : Memaknai Tahun Baru Imlek Bersama Ketua Makin Kota Banjar
“Dinasti Xia lebih bijaksana menetapkan awal tahun barunya pada awal musim semi, karena awal musim semi ini adalah awal yang baik untuk memulai sebuah kerja dan karya baru,” terang Budi.
Nabi Kongzi, lanjut Budi, hidup pada masa pertengahan Dinasti Zhou (pada zaman Chun Qiu tahun 551-479 SM). Suatu ketika Nabi Kongzi menganjurkan agar Dinasti Zhou kembali menggunakan kalender Dinasti Xia yang menetapkan tahun baru pada awal musim semi, karena cocok dijadikan pedoman oleh para petani.
Tetapi, nasehat tersebut baru dilaksanakan pada masa Dinasti Han (140-86SM) oleh Kaisar Han Wu Di pada tahun 104 SM.
“Sejak Dinasti Han itulah, Kalender Xia yang sekarang kita kenal sebagai Kalender Yinli diterapkan kembali sampai sekarang ini,” terang Budi. (Muhlisin/R3/HR-Online)