Banjarasari, (harapanrakyat.com),- Tradisi menabuh beduk saat malam takbir Idul Fitri, sudah menjadi tradisi umat muslim di Indonesia. Tradisi itu merupakan pertanda menyambut Lebaran tiba. Seperti di Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, pawai bedug masal dilakukan oleh warga dari berbagai perkampungan yang sengaja datang dengan mengunakan kendaraan mobil bak terbuka, menuju pusat kota Banjarsari. Bahkan, ada juga anak-anak yang membawa bedugnya dengan roda sambil berjalan kaki.
Setiap malam takbir Idul Fitri, warga dari berbagai kampung selalu kompak menabuh bedug yang diarak di jalanan. Meski berbahaya, namun mereka tetap saja menjalankan tradisi arak arakan tersebut. Tradisi suara bertalu-talu ini sudah menjadi tradisi lama bagi warga sambil mengumandangkan takbir. Beduk ditabuh setelah sholat isya, hingga pukul 03.00 dini hari, tanpa henti.
Akibat banyaknya warga yang tumpah ruah ke jalan raya, pihak kepolisian pun dibuat sibuk untuk mengatur lalu lintas. Selain itu juga. arus lalu lintas di sepanjang jalan raya Banjarsari- Pangandaran padat merayap, akibat banyaknya kendaraan yang diparkir sembarangan. Juga akibat banyaknya pawai arak-arakan bedug di jalan raya.
Wawan Irawan, warga Banjarsari, mengatakan, irama beduk identik dengan tibanya hari raya idul fitri. Menurutnya, warga pun tidak merasa terganggu dengan suara beduk. “Justru mereka merasa terhibur dengan adanya kegiatan tersebut, karena momentum ini hanya dilakukan pada di hari raya Idul Fitri,” ujarnya, kepada HR, Rabu malam (7/8). Dia juga berharap, tradisi arak-arakan tabuh beduk ini, jangan sampai punah. Karena tradisi ini sudah berlangsung lama dan turun menurun. (Ntang/R2/HR-Online)