Berita Banjar, (harapanrakyat.com).- Dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda ke-91, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan/ STISIP Bina Putera Banjar, menghadirkan Said Didu, pada seminar pendidikan anti korupsi, di Hotel Mandiri, Sabtu (16/11/2019).
Refleksi sumpah pemuda dengan tema “Memperkuat Karakter Jiwa Anti Korupsi dalam Proses Pembuatan Kebijakan Publik” tersebut menghadirkan tokoh nasional, yakni Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Said Didu.
Civitas Akademika STISIP Bina Putera Banjar, Sidik Firmadi, mengatakan, seminar nasional dalam rangka sumpah pemuda sengaja mengambil tema pendidikan anti korupsi untuk menanamkan nilai-nilai anti korupsi sejak dini di kalangan pemuda dan mahasiswa.
Selain itu, lanjut Sidik, kedepan pemuda para penerus bangsa dapat menghindari praktik korupsi. Karena menurutnya, selain menghambat pembangunan, darurat korupsi saat ini sudah akut merambah hingga tingkat pedesaan dan pelosok daerah.
“Setelah mereka lulus, diharapkan nantinya dapat menerapkan di berbagai sektor dunia kerja, sehingga mampu membantu daerah bangsa dan negara, mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” kata Sidik Permadi, kepada awak media.
Paparkan Akses Korupsi
Sementara itu, Said Didu, dalam paparannya, menyampaikan, akses-akses yang sering digunakan dalam praktik korupsi, beberapa diantaranya melalui praktik suap menyuap. Dan ongkos pembiayaan politik termasuk dalam peningkatan karier jabatan. Selain itu, ia juga menyampaikan prestasi-prestasi puncak dalam sebuah jabatan karier.
Said Didu menjelaskan, di karier manapun prestasi puncak seseorang itu dihadapkan pada lima pilihan. Apakah menjadi pebisnis, politisi, aktivis, birokrat ataupun profesional.
“Akan tetapi, puncak prestasi itu adalah apabila saat dia menduduki jabatan tertentu dapat melakukan perubahan untuk perbaikan, bisa menjadi penggerak dengan merumuskan kebijakan yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat,” kata Said Didu.
Ia berharap, ke depan Indonesia dibangun oleh pemuda-pemuda yang masih jernih dalam berpikir. Dan itu, banyak ditemukan di daerah-daerah.
“Sekarang saya lebih konsentrasi kembali membangun masyarakat di daerah. Menyadarkan mereka tentang kondisi bangsa ini. Jangan hanya diserahkan kepada elit yang ada di Jakarta. arena sebetulnya mereka tidak tahu apa yang terjadi di daerah. Dan pemuda juga harus paham apa yang terjadi dengan kondisi bangsa ini,” katanya. (Muhlisin/R4/HR-Online)