H. Engkon Komara
“Tolong garis bawahi, saya waktu itu akhirnya menandatangani, karena loyal kepada Partai Golkar, tapi bukan loyal kepada calon yang diusung Partai Golkar,” Ketua DPD Partai Golkar Ciamis, H. Engkon Komara
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Munculnya isu adanya keretakan di internal Partai Golkar Ciamis pasca penetapan calon bupati yang diusung di Pilkada Bupati Ciamis, ternyata malah dibenarkan dan ditegaskan oleh Ketua DPD Partai Golkar Ciamis, H. Engkon Komara.
Kepada wartawan, saat mengunjungi korban banjir di Dusun Janggala Kelurahan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Selasa (23/07), tanpa diduga, ternyata Engkon ‘berkicau’ dan buka- bukaan soal keretakan di partai berlambang pohon beringin tersebut.
Dengan intonasi nada bicara tinggi, Engkon menegaskan, dalam konsep pemenangan pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Ciamis, Iing Syam Arifin- Jeje Wiradinata (Sajiwa), yang diusung Partai Golkar, dia tidak pernah diajak bicara dan merasa tidak dihargai serta diabaikan selaku Ketua DPD Partai Golkar Ciamis.
”Saya merasa tidak dihargai oleh calon yang diusung Partai Golkar. Calon yang diusung Golkar itu, tidak pernah bicara dan datang kepada saya. Terus terang saja, saya merasa diabaikan dan disepelekan selaku Ketua DPD Golkar Ciamis. Tapi itu hak mereka. Saya juga harus tahu diri, karena masa jabatan saya tinggal 9 bulan lagi,” tegasnya.
“Jadi, kalau ada orang yang mau memanfaatkan saya atau tidak, itu hak mereka. Saya tidak marah atau emosi,” tambahnya menegaskan lagi.
Engkon yang juga Bupati Ciamis ini mangaku, saat penandatanganan penetapan calon bupati, dia sebagai Ketua DPD Partai Golkar Ciamis merasa dipaksa dan ditekan. “ Jika saya tidak menandatangani penetapan calon (menetapkan Iing Syam Arifin), maka partai akan dibekukan dan saya dipecat dari partai,” tandasnya.
Engkon juga mengatakan, dia akhirnya menandatangani penetapan calon atas nama Iing Syam Arifin, karena untuk menunjukan loyalitas kepada Partai Golkar. “Tolong garis bawahi, saya waktu itu akhirnya menandatangani, karena loyal kepada Partai Golkar, tapi bukan loyal kepada calon yang diusung Partai Golkar,” tegasnya.
Menurut Engkon, dia bersikap seperti itu karena merasa tidak dihargai. “Diajak bicara juga tidak pernah, malah selalu diabaikan. Kalau saya diajak terus tidak mau, itu baru saya salah. Ini mah tahu-tahu sudah jadi, berikut dengan pasangan calon wakil bupati-nya,“ akunya.
Ketika ditanya mengenai sikapnya yang terang-terangan tidak mendukung pasangan SAJIWA, berarti tidak mengikuti aturan partai, apakah dirinya tidak takut diberikan sanksi oleh DPP Partai Golkar, Engkon mengatakan, mengenai hal itu, dia meminta diskusi secara normatif tentang aturan partai.
”Dalam aturan penetapan calon bupati di Partai Golkar, kan ada sebuah tahapan, diantaranya ada pendaftaran, penjaringan, kemudian tahapan evaluasi dari hasil survey. Kalau yang terjadi kan tahu-tahu sudah ada pasangan paket,”
“Seharusnya dibuka hasil surveynya, siapa yang menang dan siapa yang kalah. Ketika sudah tahu siapa yang menang, baru harus dengan siapa dipaketkan. Kan aturan itu tidak dipakai, ” tegasnya dengan nada bicara berapi-api.
Namun, pernyataan Engkon tersebut malah berbeda dengan pernyataan Sekretaris Partai Golkar Ciamis, H. Slamet Triana. Seperti diberitakan HR sebelumnya, Trian— sapaan akrbat Slamet Triana—mengatakan, ketidakhadiran Engkon Komara sebagai Ketua DPD Partai Golkar Ciamis saat acara deklarasi Iing-Jeje dan juga saat mendaftar ke KPUD, tidak menjadi masalah.
“Karena pada akhirnya, Pak Engkon sebagai Ketua DPD Golkar menandatangani dan menyetujui keputusan DPP Partai Golkar yang memutuskan mengusung Iing-Jeje. Dengan begitu, berarti sudah tidak ada masalah. Dan keputusan itu sudah syah, sehingga semua pengurus partai harus setuju,” tegasnya.
Trian juga kembali menegaskan, calon yang sudah didaftarkan pertanggal 1 Juli ke KPUD Ciamis merupakan calon yang syah dari Partai Golkar, sehingga tidak ada lagi perbedaan pendapat.
“Ketika Iing Syam Arifin-Jeje Wiradinata ditetapkan sebagai pasangan calon (paslon) dari Partai Golkar, sudah menjadi kewajiban setiap kader dan pengurus Partai Golkar untuk ikut memenangkan paslon tersebut, walaupun pada awalnya ada perbedaan pendapat saat penetapan calon,” ungkapnya.
Trian melanjutkan, keputusan tersebut kini sudah tidak bisa diganggu gugat lagi, termasuk oleh Engkon Komara sebagai Ketua DPD Golkar Ciamis sekalipun. “Karana keputusan tersebut sudah ditandatangani oleh Ketua dan Sekertaris DPD Partai Golkar Ciamis saat pendaftaran ke KPUD Ciamis,” ujarnya.
Namun, menurut Trian, perbedaan pendapat di sebuah organisasi, apalagi di partai politik sudah merupakan hal yang biasa terjadi. “ Akan tetapi ketika sudah penetapan dan sudah disetujui melalui rapat pleno, sudah tidak ada lagi perbedaan pendapat. Seluruh pengurus dan kader harus patuh dan tunduk terhadap keputusan tersebut,” ungkapnya. (DSW/Koran-HR)