Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),– Imin (66), seorang kakek di Ciamis, Jawa Barat, tinggal dalam kemiskinan tepat di Dusun Mekarsari, RT 04 RW 06, Desa Pasawahan, Kecamatan Banjaranyar.
Dia mengaku belum pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah. Padahal dirinya kini hidup sebatang kara dan mengandalkan uluran tangan para tetangganya.
Informasi HR Online di lapangan, lantaran tak memiliki rumah, Imin terpaksa harus rela tinggal di tempat sempit dan pengap
Saat ditemui HR Online, Minggu (20/10/2019), Imin mengaku terpaksa menempati tempat tersebut, karena dirinya tidak memiliki apa-apa.
“Sudah lima tahun saya tinggal di sini, masih beruntung juga sih anak tiri saya mau ngasih tempat buat berteduh, jika tidak ada dia, mungkin saya entah harus tinggal di mana,” katanya.
Berita Terkait: Dinsos Ciamis Harus Peka, Jangan Hanya Terima Laporan ‘ABS’
Imin menuturkan, sejak dirinya berpisah dengan istrinya, anak tirinya ini lah yang selalu memberinya beras untuk dimasak sendiri olehnya.
“Saya kan sudah tidak bisa bekerja yang berat, jadi begini lah keseharian saya, untuk menyambung hidup saya paling membuat sapu lidi, itu pun jika ada nyiur yang jatuh, karena untuk mengambil nyiur di pohon saya sudah tidak kuat. Kaki saya kan sakit pasca dulu terjatuh dari pohon kelapa. Kejadiannya sudah lama lebih dari sepuluh tahunan,” katanya.
Saat ini Imin sering sakit-sakitan, namun dirinya tidak mampu untuk berobat. Bahkan kabar dari para tetangganya, Imin juga pernah dua hari tidak makan akibat kehabisan makanan.
“Saat ini yang saya rasakan adalah sakit di bagian perut, entah penyakit apa sih saya juga kurang tahu, hanya sakit saja rasanya” katanya.
Dibuatkan Tempat Tinggal Sederhana oleh Anak Tirinya
Sementara itu, Arni, anak tiri Imin membenarkan jika ayah tirinya kini tinggal berdekatan dengan dirinya.
“Sudah lima tahunan pak Imin saya bawa ke sini, ya walau hanya tinggal di belakang rumah saya, saya juga buatkan saung yang ditempelkan ke rumah saya, dia memang bukan ayah kandung saya, namun saya merasa kasihan saja sama dia dia, nggak ada yang ngurus, semua harta bendanya habis dijual oleh istrinya terdahulu,” katanya.
Imin, kakek di Ciamis ini, kata Arni, sebelum dibawa olehnya, tinggal di Dusun Ciakar, RT 03 RW 01, Desa Pasawahan. “Beda dusun tapi masih satu Desa,” katanya.
Masih dikatakan Arni, sepengetahuan dirinya memang Imin tidak pernah tersentuh bantuan apapun dari pemerintah.
“Yang namanya BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) ya nggak dikasih dia. Makanya saya juga suka heran, kenapa orang susah seperti pak Imin tidak pernah menerima bantuan? Sementara orang-orang yang hidupnya terlihat sudah mapan bahkan masih muda selalu mendapatkan bantuan, bukannya iri, namun ya nggak adil saja sepertinya,” terangnya.
Pantauan HR Online di lapangan, Imin kini tinggal di sebuah ruangan yang dibuatkan oleh anak tirinya yang ditempelkan dengan dinding dapur.
Untuk kebutuhan makan, Imin selalu memasak sendirian, bahkan untuk kebutuhan MCK pun, Imin hanya dibuatkan ‘cubluk’ oleh anak tirinya.
“Terpaksa saya buatkan ‘cubluk’ agar pak Imin bisa buang air besar, nggak harus pergi jauh, dia kan jalannya sudah sempoyongan, karena kakinya mengalami luka (cacat) akibat terjatuh dari pohon,” terang Arni. (Suherman/R7/HR-Online)