Bahaya rokok elektrik (vape) berkaitan dengan munculnya penyakit paru-paru. Awalnya penyakit ini dianggap misterius lantaran muncul mendadak. Tapi, belakangan diketahui penyakit paru erat kaitannya dengan penggunaan rokok elektrik.
Dirangkum dari berbagai sumber, Senin (07/10/2019), penyakit paru yang berkaitan dengan rokok elektrik mewabah di sejumlah negera bagian AS (Amerika Serikat).
Tercatat sampai 1 Oktober tahun lalu jumlahnya mencapai 800 lebih kasus penyakit paru-paru yang berkaitan dengan penggunaan rokok elektrik, dan sebagian diantaranya berujung kematian.
Jumlah itu akan terus bertambah karena pemakaian vape tengah trend di kalangan masyarakat. Kasus penyakit paru yang disebabkan dari bahaya rokok elektrik besar kemungkinan terjadi pula di negara lainnya, termasuk di Indonesia.
Bahaya Rokok Elektrik dan Penyakit Paru Dikategorikan sebagai VAPI
FDA yang merupakan Badan Pengawas Obat dan Makanan di AS menyebut, gangguan paru-paru terkait penggunaan rokok elektrik atau vape itu dikategorikan sebagai VAPI (Vaping Associated Pulmunory Injury), jika seseorang telah menggunakan vape sedikitnya dalam waktu 90 hari terakhir.
Hingga sekarang para peneliti masih terus melakukan penelitian untuk mengetahui bagian rokok elektrik yang mana yang mengakibatkan munculnya penyakit tersebut.
Gejala VAPI
Dari bahaya rokok elektrik bagi orang yang sudah dikategorikan mengalami VAPI biasanya memiliki beberapa gejala, yakni 98 persen berkaitan dengan masalah pernapasan, 81 persen masalah saluran pencernaan, dan 100 persen gangguan kesadaran.
Adapun gejala penyakit paru-paru atau VAPI yang berkaitan dengan penggunaan rokok elektrik itu diantaranya, sesak napas, batuk, demam, sakit dada, diare, muntah, sakit kepala, dan gangguan kesadaran.
Selain dapat terdeteksi dari beberapa gejala tersebut, VAPI juga diketahui dari rusaknya paru melalui hasil rontgen. Jadi, kalau kamu aktif menggunakan rokok elektrik dalam waktu 90 hari terakhir dan mengalami gejala tersebut di atas, segera periksakan ke dokter.
Cairan Rokok Elektrik Beraroma Memperburuk Asma
Sejumlah peneliti dari AS dan Australia menemukan beberapa cairan vape atau rokok elektrik yang beraroma bisa mengubah sistem kerja saluran pernapasan, baik yang bernikotin maupun tanpa nikotin.
Meski begitu, secara spesifik bahaya rokok elektrik yang bisa memperburuk penyakit asma hanya ditemukan dalam beberapa rasa atau aroma saja. Ini berarti tidak semuanya cairan vape yang beraroma punya konsekuensi sama terhadap kesehatan paru.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Scientific Reports itu menyebutkan bahwa cairan rokok elektrik dengan rasa black licorice bisa mengakibatkan terjadinya peradangan dalam saluran pernapasan. Sedangkan, cairan beraroma cinnacide dapat menekan terjadinya peradangan.
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini, pengguna rokok elektrik melonjak drastis. Menurut penelitian, pengguna vape sekitar 9 persen merupakan kalangan remaja berusia antara 18-24 tahun.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Statista Global Consumer pada tahun 2019, secara global, sebanyak 20 persen China menduduki peringkat teratas pengguna rokok elektrik, yang diikuti Prancis sebanyak 14 persen, AS 13 persen, Inggris 13 persen, dan Italia 12 persen.
Fakta Menarik Tentang Rokok Elektrik
Baru-baru ini rokok elektrik dikaitkan dengan 400 kasus penyakit paru yang misterius hingga menyebabkan kematian di AS.
Sampai sekarang, penelitian mengenai dampak dari bahaya rokok elektrik masih sangat terbatas. Berikut ini ada empat hal yang harus diketahui mengenai rokok elektrik atau vape;
Belum Tentu Lebih Aman
Sampai sekarang belum diketahui apakah rokok elektrik lebih aman digunakan atau justru lebih bahaya dari rokok tembakau.
Namun, sejumlah penelitian menemukan kalau uap rokok elektrik mengandung logam. Adanya beberapa perasa yang menjadi andalan produk tersebut diketahui memiliki kandungan bahan kimia bebahaya yang berkaitan erat dengan penyakit paru serius.
Jalani Investigasi Dunia Medis
Pemerintah Amerika Serikat melakukan investigasi berawal dari maraknya kasus penyakit paru yang berkaitan dengan rokok elektrik pada tahun 2019 ini.
Pada umumnya, kasus penyakit tersebut ditandai dengan mnculnya gejala seperti sulit bernapas dan sakit dada. Bahkan, sejumlah pasien harus dilarikan ke rumah sakit dan menempati ruangan ventilator, beberapa pasien juga butuh transplantasi paru akibat kondisi parunya rusak.
Petugas medis juga melaporkan bahwa beberapa pasien mengalami pneumonia lopoid akut akibat adanya minyak atau zat yang memiliki kandungan lemak masuk ke dalam paru-paru.
Vape Mulai Dilarang Beredar
Bahaya rokok elektrik yang mengakibatkan banyaknya kasus penyakit paru tersebut, maka pemerintah AS membuat aturan yang melarang penjualan vape.
Larangan itu juga dipicu lantaran terjadinya peningkatan jumlah perokok elektrik di kalangan remaja atau usia di bawah umur, yang nantinya bisa menjadi pintu gerbang bagi mereka untuk mencoba jenis rokok tembakau.
Sehingga, risiko mengenai masalah kesehatan bisa lebih meningkat lagi. Karena, penyebab masalah kesehatan paru-paru tak hanya dari bahaya rokok elektrik saja, tapi juga rokok tembakau. (Eva/R3/HR-Online)