Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Pusat Kajian Hukum Universitas Galuh / PKH Unigal menilai Perum Perhutani tidak mampu menjaga aset. Hal itu menyusul insiden kebakaran hutan jati di Pamarican Ciamis, tepatnya di kawasan hutan jati blok petak 75 C Gunung Geger Bentang, Sabtu (21/09/2019).
Ketua PKH Unigal, Hendra Sukarman, kepada HR Online, Sabtu (21/09/2019), berharap penyebab kebakaran hutan jati, tepatnya di wilayah Dusun Lumbungsari, Desa/ Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis tersebut segera terungkap.
Terlebih, kata Hendra, insiden kebakaran hutan jati di Pamarican diduga dilakukan secara sengaja. Dan jika ada unsur kesengajaan dalam insiden kebakaran tersebut, maka harus ada upaya untuk mengusut dan memprosesnya.
“Seandainya ada (unsur) kesengajaan, ini harus diusut dan diproses,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, kebakaran lahan hutan jati terjadi di pinggir jalan raya Pamarican-Cikupa. Akibat kebakaran itu, areal lahan seluas 3 hektar ludes. Warga setempat kemudian berusaha berjibaku memadamkan api dengan alat seadanya.
Kuswara, warga setempat, ketika diminta keterangan, Sabtu (21/09/2019), menuturkan, warga sempat panik saat kondisi api yang membakar lahan tiba-tiba membesar. Lantaran khawatir kebakaran merembet ke pemukiman, warga naik ke gunung dan memadamkan api.
Diakui Kuswara, sampai saat ini warga belum mengetahui penyebab kebakaran terjadi. Namun warga menduga kebakaran tersebut dilakukan orang tidak bertanggungjawab. Untungnya, kebakaran terjadi di pinggir jalan raya, sehingga warga keburu mengetahuinya.
“Tapi kami curiga ini (kebakaran) disengaja. Soalnya, api tiba-tiba membesar,” kata Kuswara.
Hutan Jati di Pamarican Dua Kali Kebakaran
Di tempat terpisah, Kepala Desa Pamarican, Endang Rahman, mengungkapkan bahwa kebakaran hutan jati di Pamarican Ciamis tersebut merupakan insiden kedua kalinya. Menurut dia, sebelumnya kebakaran hutan jati melahap sekitar lima hektar lahan.
“Entah ini karena unsur kesengajaan atau kecerobohan,” katanya.
Namun demikian, Endang mengaku sudah mengimbau warga Pamarican untuk menjaga situasi dan meningkatkan kewaspadaan selama musim kemarau. Alasanya karena pada musim kemarau sangat rawan terjadi kebakaran.
“Kami mengimbau masyarakat tetap waspada,” katanya. (Deni/R4/HR-Online)