Gunung api teraktif yang ada di permukaan bulan Jupiter telah diprediksi akan meletus di pertengahan bulan September. Gunung api ini bernama loki. Letusan Loki sendiri telah diperkirakan terjadi setiap 475 hari.
Memang sampai saat ini belum diketahui kapan tepatnya tanggal terjadi letusan dari gunung api teraktif di tata surya ini. Kemungkinan saat ini Loki sudah mulai aktif. Gunung Loki sendiri lokasinya berada di satelit Jupiter.
Seperti yang dilansir dari Gizmodo 18 September 2019, letusan Loki menyumbangkan 15% total pengeluaran panas dari Jupiter. Gunung ini mempunyai kawah yang lebarnya kurang lebih 200 km atau 124 mil. Astronom juga bisa mengamati permukaan loki menggunakan teleskop.
Ilmuwan senior dari Planetary Service Institute, Julie Rathbun, menjelaskan, perhitungan ini bisa berdasarkan pada pengamatan yang sudah dilakukan lebih dari 20 tahun. Julie menyatakan bahwa letusan kali ini bisa sesuai dengan jadwal yang sudah diperkirakan.
Loki merupakan gunung berapi yang terbesar dan paling kuat. Gunung ini sangat terang, dilengkapi dengan inframerah. Jadi dapat dideteksi dengan menggunakan teleskop yang ada di bumi.
Pada mei 2018 lalu Rathbun bersama dengan timnya mengatakan bahwa mereka telah berhasil memperkirakan letusan terakhir Loki. Loki merupakan danau lava yang memiliki kerak yang mengeras ketika dingin.
Sulitnya Penelitian Gunung Api Teraktif Loki
Pada mulanya penelitian tentang gunung tersebut mengidentifikasi bahwa pada 2002 Loki meletus secara berkala. Dengan analisis data yang diambil dari rentang 1988-2000 pun menunjukkan interval letusan terjadi. Dengan interval kurang lebih 540 hari.
Gunung yang dijuluki dengan The Trickster God itu ternyata meletus lebih jarang. Polanya juga tidak jelas selama periode 2000-an. Hingga lambat laun faktor tersebut berubah kembali di tahun 2013.
Karena ukuran dari gunung api teraktif ini, fisika dasar cenderung mendominasi saat meletus. Dengan demikian komplikasi kecil yang mempengaruhi gunung berapi yang lebih kecil malah cenderung tidak terlalu mempengaruhi Loki.
Dia menegaskan prediksi yang rapi dan dirasa baik tersebut diharapkan dapat dilaporkan kembali kepada para publik pada beberapa hari ke depan.
Dikutip dari Cnet, gunung berapi teraktif yang seperti lo banyak ditemukan pada permukaan Jupiter. Gunung ini terbentuk akibat gravitasi planet yang cukup besar. Sehingga muncul tekanan kuat untuk meledakan magma yang berasal dari lelehan batu keluar permukaan.
Dilaporkan NASA, loki mempunyai ukuran hanya sedikit lebih besar dari bulan bumi dan ukurannya hanya seperempat diameter bumi. Selain itu, lo juga menjadi benda yang paling aktif secara geologis yang terdapat di tata surya.
Katherine de Kleer yang merupakan Ilmuwan planet di California Institute of Technology mengungkapkan, Geofisika yang ada di lo tidak dapat ditemukan di bumi.
Lo adalah jenis dunia ali, dimana di sini mempunyai proses yang tidak bisa dipelajari di bumi. Bila bisa mempelajarinya di lo, maka juga bisa memperluas gagasan geofisika secara lebih umum. Jadi kurang berpusat pada bumi dan akan mencakup lebih banyak dunia.
Pesawat Luar Angkasa milik NASA yang bernama Galileo pernah terbang ke permukaan lo. Disana ditemukan danau, lava raksasa dan juga gunung berapi. salah satunya adalah gunung api teraktif di satelit Jupiter.
Awal Mula Terbentuknya Jupiter
Jupiter merupakan salah satu planet raksasa yang terdapat di tata surya. Jupiter juga sering dijuluki sebagai Jove yang memiliki arti dewa langit atau raja para dewa di dalam mitologi Romawi.
Ukuran dari planet jupiter sendiri 11 kali ukuran bumi. Sekarang ini jupiter sudah mencapai oposisi yaitu saat bumi berada tepat di antara jupiter dan matahari.
Hal ini menjadikan jupiter bisa diamati dari bumi dengan cahaya yang paling terang sepanjang tahun dan puncaknya terjadi pada 10 Juni 2019 lalu. Bukan hanya itu saja jupiter juga bisa diamati dari bumi sampai dengan Juli 2019.
Planet kelima yang ada di tata surya ini mulanya adalah asteroid es yang jauh dari matahari. Namun saat ini Jupiter dikenal sebagai sekumpulan gas panas. Lebih lanjut para peneliti juga mengungkapkan bahwa jupiter dibentuk 4 kali lebih jauh di tata surya sebelum akhirnya bermigrasi ke tempatnya sekarang ini.
Selain itu di bulan Jupiter atau satelit Jupiter sendiri terdapat gunung api teraktif yaitu Loki. Gunung ini pada pertengahan September 2019 diprediksi akan meletus. (R9/HR-Online)