Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Pemerintah Kabupaten Pangandaran melalui Dinas Pertanian melakukan olah tanah, percepatan tanam padi kemarau dan penanganan kekeringan di Dusun Sidamukti, Desa Karangkamiri, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran.
Kegiatan tersebut sesuai dengan prakiraan BMKG, bulan September dan Oktober di beberapa wilayah di Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Pangandaran, masih mengalami kekeringan. Sehingga perlu ada penanganan kekeringan untuk penanganan produksi dan mengantisipasi kerugian petani karena gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian Pangandaran, Sutriyaman, mengatakan, musim kemarau ini dapat menjadi ancaman bagi tanaman padi akibat kekeringan. Sampai bulan September 2019, sawah yang mengalami kekeringan di kabupaten Pangandaran seluas 5.087 hektar.
“Meski begitu, masih ada lahan yang masih basah yang dekat dengan sumber air, baik lahan sawah maupun ladang kering dan lahan-lahan lainnya. Yang bisa dilakukan saat ini adalah percepatan pengolahan tanah dengan mengoptimalkan pompa, tractor dan sumber-sumber air terdekat serta melakukan gerakan yang melibatkan petani dan pihak terkait,” ucapnya, Selasa (17/09/2019).
Sutriyaman menambahkan, luas tanaman padi di Pangandaran sampai September 2019 seluas mencapai 18.037 hektar, terdiri dari padi sawah seluas 17.507 hektar dan padi gogo seluas 530 hektar.
“Untuk angka produksi padi sawah sebanyak 182.755,78 ton dan produksi padi gogo sebanyak 2.371,58 ton,” paparnya.
Dengan adanya program percepatan tanam ini, diharapkan target Luas Tambah Tanam (LTT) September dan periode Oktober tahun 2018 -September 2019 bisa tercapai.
Kepala Desa Karangkamiri, Aan Kurniawan, mengatakan, dengan adanya program ini diharapkan mampu mendongkrak produksi pertanian di wilayah desanya, dan secara umum di Pangandaran.
“Apabila program ini berhasil, pemerintah juga harus memikirkan bagaimana menampung hasil pertanian petani agar tidak mengalami penurunan harga pada saat musim panen tiba. Pemerintah juga harus memberikan bantuan fasilitas kepada para petani agar petani lebih termotivasi dalam melakukan pekerjaannya,” kata Aan. (Enceng/Koran HR)