Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Aksi pencurian instalasi atau komponen listrik di Rumah Sakit (RS) Langensari, Kota Banjar, kembali terjadi. Kali ini, sejumlah komponen pengguna atau pembagi aliran listrik yang tersimpan di panel setiap lantai gedung raib diembat maling.
Kejadian tersebut baru diketahui pada Sabtu (31/08/2019) siang. Seminggu sebelumnya, sejumlah komponen listrik pada box induk listrik berupa pengaman rangkaian listrik juga hilang dicuri orang yang hingga kini belum diketahui pelakunya.
Salah seorang petugas Satpam di RS Langensari, Ao, membenarkan mengenai hilangnya kembali komponen listrik di RS Langensari ini. Bedanya, sekarang yang hilang itu komponen pengguna atau pembagi arus listrik.
“Ya, jumlah komponen yang hilang cukup banyak. Pokoknya dari setiap panel listrik yang tersimpan di setiap lantai gedung RS ini hilang,” terangnya, saat dikonfirmasi Koran HR, Senin (02/09/2019).
Menurut Ao, kejadian hilangnya komponen listrik yang baru diketahuinya itu diperkirakan waktu kejadiannya masih sama seperti pada kasus hilangnya komponen listrik pada box induk, pekan lalu.
Dia menduga, pelaku pencurian tentu orang yang paham akan kelistrikan. Namun, mengenai pelakunya, dirinya pun tidak tahu persis siapa personal pelaku pencurian tersebut.
“Aneh juga sih, kemarin-kemarin ketika tidak ada pekerjaan proyek, di RS ini tak ada masalah kehilangan. Sekarang malah ketika dilanjut oleh pelaksana yang lain, ko jadi seperti ini,” ujarnya.
Ao pun berharap pelakunya bisa segera diketahui dan ditangkap oleh pihak berwenang, agar kasus pencurian yang terjadi di lokasi proyek pembangunan lanjutan RS Langensari tidak lagi terulang.
Sementara itu, kejadian hilangnya komponen listrik di RS Langensari terus mendapat sorotan pihak Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Muktisari, Kecamatan Langensari.
“Kami sebagai lembaga kelurahan yang ada, yakni LPM yang salah satunya mempunyai fungsi pengawasan dan kontrol sosial masyarakat, tentu terus menyoroti soal hilangnya komponen listrik di RS Langensari,” kata Sekretaris LPM Muktisari, Acep Anggi Sihombing.
Menurutnya, ada sejumlah catatan yang perlu diperhatikan dalam menyikapi kejadian tersebut. Apakah kehilangan yang terjadi sekarang ini masih dalam rangkaian kehilangan pencurian yang pertama atau beda.
“Terus, bagaiamana sistem manajemen keamanan di RS Langensari. Koordinasi pihak dinas terkait dan pihak pelaksana proyek, saya pikir harus segera lebih inten dilakukan menyikapi kejadian itu,” ujarnya.
Tujuannya tiada lain, supaya segera ada upaya perbaikan sistem kemanannya. Maka, pihak lembaganya mendorong dan mendukung pengusutan atas hilangan isi panel komponen listrik tersebut.
“Ya, ini harus ada penyelesaian oleh pihak berwajib agar tidak terulang lagi. Termasuk pelaksana dan dinas terkait jangan membiarkan kejadian ini, harus ada pengusutan dan ditemukan pelakunya,” katanya.
Acep juga menandaskan, bahwa perlunya keharusan kerjasama dengan masyarakat sekitar agar bisa saling bekerjasama dalam menjaga aset yang ada di RS Langensari. Terpenting lagi, pengamanan area RS Langensari harus ditingkatkan lebih.
Sementara itu, pimpinan proyek pembangunan penyempurnaan RS Langensari, Dedi, menyebutkan, kejadian hilangnya komponen listrik dari kasus pertama hingga yang kedua ini belum diketahui pasti pelaku dan motifnya apa.
“Saya belum tahu pasti itu. Kejadian ini semua apakah masih rangkaian kejadian yang minggu lalu atau beda lagi. Yang jelas, yang diketahui sekarang ini yang hilang adalah sejumlah MCB atau penyalur arus listrik,” terangnya.
Pihaknya pun tak ingin terus memikirkan kejadian tersebut, karena lebih fokus pada sejumlah item pekerjaan dalam pembangunan penyempurnaan RS Langensari. Meski begitu, pihaknya tetap melakukan koordinasi dengan Dinas PU, terkait kejadian hilangnya komponen listrik.
Disinggung mengenai laporan resmi kepada pihak kepolisian, Dedi mengaku pihaknya tidak membuat atau melaporaknnya, karena memang pihaknya lebih memfokuskan diri terhadap pekerjaan penyempurnaan saja.
“Tidak tahu kalau dinas terkait, lapor apa tidak. Ya, kalau harapan kami pelaku bisa tertangkap,” tandasnya.
Atas padamnya listrik di sejumlah ruangan RS Langensari, Dedi pun enggan melakukan penggantian komponen listrik yang hilang. Karena menurutnya, yang terpenting ketika pihaknya melakukan pekerjaan di lokasi yang gelap, tentu akan diupayakan sendiri agar listrik menyala, yaitu dengan melakukan koordinasi ke PLN.
“Artinya, secara keseluruhan kita belum punya arah mengganti komponen listrik di RS ini. Apakah ini hilangnya sebelum kami datang kerja di sini, karena bisa saja sebelum kami datang. Kan tidak tahu,” kata Dedi.
Pada prinsifnya, pihaknya sejak awal melaksanakan kerja di RS Langensari ini sudah melakukan atau pengkondisian keamanan dengan memberdayakan 4 orang warga sekitar, termasuk pihak keamanan lainnya.
“Dengan kejadian ini, tentu kami bergerak lebih menjalin koordinasi dengan aparat keamanan, termasuk mengoptimalkan piket atau penjagaan malam lebih intens lagi. Petugas kemanan berjaga 24 jam secara bergilir,” tandasnya.
Hingga berita ini diturunkan, HR belum mendapat jawaban konfirmasi lebih lanjut dari Bidang Cipta Karya Dinas PU Kota Banjar, terkait kasus tersebut. (Nanks/Koran HR)