Berita Sains, (harapanrakyat.com),- Siapa sangka teknologi kamera yang digunakan sehari-hari oleh kita ternyata merupakan pengembangan dari Ilmuwan Muslim ahli optik yang bernama Ibnu Al Haytsam.
Ibnu Al Haytsam diketahui lahir di Bashra sekitar tahun 354 M/965 H. Dia merupakan ahli matematika ulung dan ahli fisika yang sangat disegani sejak abad ke-11 Masehi.
Dari kehebatannya di dunia sains, Ibnu Al Haytsam dikenal sebagai ahli fisika pertama dari kalangan agama islam. Melalui karyanya yang tercatat sekitar 200 judul karya ilmiah, meliputi bidang optik, matematika, farmakologi, fisika dan filsafat.
Melalui karya-karyanya, Ibnu Al Haytsam sangat dikenal sebagai orang yang sangat luas pengetahuannya tentang penulis-penulis dari Yunani. Hal ini juga terlihat dari kritikan-kritikannya terhadap Ptelemaious. Bahkan, teori-teori mengenai optik dari pemikirannya justru lebih tinggi dari Ptelemaious.
Bahkan, buah pikir Al Haytsam sangat berpengaruh terhadap para ilmuwan Eropa pada era renaissance dan setelahnya, seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, John Kepler, Descartes serta ilmuwan lainnya.
Seperti dikutip dari buku 55 Ilmuwan Muslin Terkemuka karya M Ishom El-Saha, menyebutkan menurut John William Draper dalam “History of The Intellectual Development of Europe”, Ilmuwan Muslim yang dikenal dengan nama Al Hazen ini adalah orang yang pertama kali memperbaiki kesalahan konsep ilmuwan Yunani tentang penglihatan.
Kehebatan Al Haytsam ternyata diakui dunia lantaran keterangannya tidak hanya didasarkan hipotesa serta pemikiran saja, akan tetapi berdasarkan hasil penyelidikan anatomi serta pembahasan geometris.
Selain itu, Al Haytsam juga berhasil menjelaskan secara detail tentang pengamatan dengan menggunakan teropong atau fisibinocular serta penggunaan kamera, yang mana dalam eksperimennya menunjukkan bahwa sinar melintas lurus.
Sebetulnya, penemuan ini bermula ketika ilmuwan muslim ini melebur berbagai macam bebatuan yang kemudian menjadi kaca. Dari penemuan hebat inilah ia mendapatkan kaca bumi, yang kemudian berkembang teknologi kacamata, kaca mikroscop, kaca teleskop serta lainnya.
Dari berbagai penelitiannya di bidang optik ini, menjadi dasar para ilmuwan untuk mengembangkan berbagai alat dalam fotografi, seperti kamera obsecura- kamera buram.
Ilmuwan Muslim Pembuat Kamera Obscura
Kamera Obscura atau yang dikenal kamera lubang jarum adalah kamera pertama yang dibuat Al Hazen. Alat ini memiliki kemampuan bagaimana cahaya dapat digunakan memproyeksikan gambar pada permukaan yang datar.
Dalam eksperimennya, Ibnu Al Haytsam menyebut istilah Al-Bayt al-Muthlim yang artinya ruang gelap. Dari berbagai karya ilmiahnya, dijelaskan bagaimana cara kerja kamera tersebut dalam membentuk sebuah gambar.
Walaupun dirinya yang membuat kamera tersebut, namun Al Hazen mengaku bukan dirinya lah yang menemukannya. Dia mengatakan dalam bahasa latin Et nos non inventimus ita yang artinya kami tidak menemukannya.
Pernyataan tersebut memang bukan tanpa alasan, sebab ide dasar kamera sebelumnya telah dipaparkan seorang filsuf China yang bernama Mozi. Selanjutnya, guna memahami berbagai prinsip-prinsip dalam bidang optik, Aristoteles juga menuliskan penjelasan tentang kamera obscura.
Di tahun-tahun akhir kehidupan Ibnu Haytsam, ia sempat berpindah ke Mesir dan bekerja di bawah pemerintahan Fathimiyah. Ilmuwan ini dipercaya mencari sebuah metode untuk memantau banjir tahunan di Sungai Nil.
Meski sudah berusaha maskimal, misi ilmuwan muslim ini gagal. Bahkan, Ibnu Haytsam dikabarkan menghilang, dan ada juga versi lain yang menyebutkan gila hingga akhir hayatnya. Ia dikabarkan meninggal di Qahirah sekitar tahun 1039 di usia 74 tahun. (Muhafid/R6/HR-Online)