Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Pasca Lebaran Idul Adha, harga telur ayam di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mengalami kenaikan. Saat ini harga per kilogram-nya mencapai Rp. 23 ribu.
Harga sebesar itu terbilang cukup tinggi karena sebelumnya di Pasar Manis Ciamis 1 kilogram telur ayam dijual seharga Rp. 20 ribu sampai Rp. 21 ribu.
“Kenaikan harga telur ayam ini sudah terjadi beberapa minggu, mungkin karena bulan Haji banyak yang hajatan sehingga permintaan telur pun cukup tinggi,” tutur Dede, salah seorang pedagang telur di Pasar Manis Ciamis, kepada HR Online, Sabtu (17/08/2019).
Dia juga menyebutkan, biasanya harga beli telur dari peternak tidak terlalu tinggi. Tapi sekarang harga di tingkat peternak sendiri ada sedikit kenaikan lantaran harga pakannya naik.
“Saat ini harga dari pemasok sampai Rp. 21.500 per kilogram, jadi saya jualnya juga bingung, terpaksa harus naik,” ujarnya.
Meskupun harga telur saat ini ayam cukup tinggi, kata Dede, namun permintaan konsumen tidak pernah berkurang. Hal itu dikarenakan telur ayam sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat sehingga tetap laris.
Sementara itu, Dodi, salah satu pemasok telur ayam di Kabupaten Ciamis, mengakui bahwa memang harga telur dari kandang saat ini mengalami kenaikan. Akibatnya, sebagai pemasok dirinya pun menjual kepada para pedagang pasar di kisaran harga Rp20 ribu sampai Rp. 21 ribu per kilogram.
“Ya, ini fenomena biasa harga telur mengalami naik turun. Faktor utamanya kata peternak akibat harga pakan naik. Saat ini harga pakan ayam petelur dari yang tadinya di bawah Rp5.000 per kilogram, kni naik menjadi Rp. 6.000.
Selain telur, harga beras juga mengalami kenaikan sekitar Rp500 sampai Rp. 1.000 per kilogramnya. Kenaikan harga terjadi lantaran kurangnya produksi beras di Kabupaten Ciamis akibat kemarau dalam tiga bulan terakhir ini.
Menurut Anas, salah seorang pedagang di pasar tradisional Ciamis, kenaikan harga beras sudah terjadi sejak satu bulan lalu akibat banyaknya petani yang mengalami gagal panen di sejumlah wilayah Kabupaten Ciamis yang dilanda kekeringan.
“Banyak petani yang gagal panen sehingga persediaan padi di petani berkurang, jadi harga beras pun ikut naik,” katanya, saat dijumpai HR Online, Senin (12/08/2019).
Pemilik Kios Anas Pakan ini menjelaskan, harga beras termurah saat ini di kisaran Rp9.000 per kilogram yang sebelumnya hanya Rp. 8.000-Rp. 8.500.
Sementara untuk beras kualitas sedang kini harganya Rp. 10.000-Rp. 10.500 per kilogram, dan untuk beras premium tidak mengalami kenaikan, harganya terbilang normal dikisaran Rp11.000 sapai Rp11.500 per kilogram.
“Jika musim kemarau terus berlanjut dan petani tidak menanam padi, dipastikan harga beras akan terus naik. Mudah-mudahan secepatnya turun hujan agar para petani bisa kembali bercocok tanam,” ucapnya.
Anas juga mengaku, biasanya ia membeli beras dari petani lokal sekitar Cijeungjing, Ciamis dan sekitarnya. Untuk beras kualitas sedang ia beli dari Banjarsari, sedangkan beras kualitas premium dari daerah Tasikmalaya.
“Harga gabah kering saat ini cukup tinggi, jadi wajar jika harga beras ikut naik,” tukas Anas.
Ditemui di tempat yang sama, Imas (30), salah seorang warga yang tengah membeli beras, mengatakan, jika musim kemarau harga beras sudah biasa naik jadi dirinya tidak terlalu mempermasalahkan.
“Naiknya juga tidak signifikan, semoga cepat turun lagi,” ujarnya. (Jujang/R3/HR-Online)