Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Mempunyai rumah sehat dan nyaman untuk berteduh tentu menjadi keinginan setiap orang. Setidaknya hal itu pulalah yang tergambar di benak Aisyah, keluarga miksin di RT.6, RW.13, Lingkungan Cikabuyutan Timur, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar.
Rumah bilik bambu berukuran 6 x 4,5 meter milik keluarga Aisyah rupanya sudah mulai rapuh. Bahkan, kayu pengait jendela kamar pun sebagian sudah terlepas dari bingkainya. Tak hanya itu, dinding rumah yang berbahan bilik bambu juga mulai bolong-bolong.
Begitu pula jendela rumah yang hanya ditutupi kain sarung, sehingga angin dan nyamuk semakin mudah keluar masuk ke dalam rumah. Kondisi tersebut membuat keluaraga Aisyah tak bisa tidur dengan nyenyak setiap malamnya.
Miris, kondisi seperti itu semakin diperparah lagi karena selama ini keluarga Aisyah jarang tersentuh bantuan, baik itu program Rastra, PKH, maupun program bantuan yang lain. “Tidak ada bantuan, Rastra juga enggak dapat, listrik juga saya masih nyambung sama saudara,” tutur Aisyah, kepada Koran HR, saat ditemui di rumahnya, Selasa (06/08/2019).
Dia pun menuturkan, dulu setelah menikah dirinya sempat pindah tempat tinggal ke daerah Lemburbalong, masih di wilayah Kecamatan Pataruman selama 3 tahun. Meski begitu, dia tetap mengurus data identitas kependudukan hingga akhirnya memilih kembali menetap di kampung halamanya di Cikabuyutan Timur.
Menurut Aisyah, alasan kepindahannya karena pada saat itu dirinya belum memiliki tempat tinggal, dan sekarang sudah menempati rumah dan tanah milik sendiri di Cikabuyutan Timur.
“Memang sekarang sudah di rumah sendiri, tapi ya begini kondisinya. Ingin memperbaiki rumah, tapi mau gimana lagi, namanya juga enggak punya, buat kebutuhan sehari-hari sama anak sekolah saja masih kurang,” ungka Aisyah.
Saat ini, untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari Aisyah hanya mengandalkan hasil kerjanya di sebuah yayasan. Itupun masih harus dibagi untuk kebutuhan sekolah kedua anaknya. Sedangkan suaminya kerja merantau ke luar kota, dan sekarang sedang pulang karena sering sakit-sakitan.
Sementara itu, Inah, Ketua RT setempat, membenarkan bahwa Aisyah memang warga di lingkunganya, dan selama ini belum mendapatkan bantuan dari program pemerintah.
Menurutnya, memang ada beberapa keluarga miskin di lingkungannya yang memerlukan bantuan. Hanya saja ia sendiri mengaku bingung, karena tidak ada bantuan Rastra yang masuk ke lingkungan RT-nya.
“Saya juga kasihan sama nenek-nenek jompo yang ada di lingkungan sini, sama tidak ada bantuan,” pungkas Inah. (Muhlisin/Koran HR)