Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Dalam rangka refleksi HUT RI yang jatuh pada tanggal 17 Agustus, Karang Taruna Kabupaten Ciamis bekerjasama dengan Ikatan Santri Alumni Nurussalam (INSAN) Ciamis menggelar kegiatan pengajian rutin bulanan di sekretariat, Kamis (1/8/2019) malam.
Ketua Karang Taruna Kabupaten Ciamis, Atep Hasanudin, mengatakan, awal bulan Agustus tahun ini merupakan momentum tepat bagi pihaknya untuk melakukan refleksi HUT RI yang bersamaan dengan Idul Adha.
Menurutnya, momentum kemerdekaan ini harus diisi melalui kiprah nyata warga Karang Taruna di berbagai pelosok desa dan kelurahan yang ada di Tatar Galuh ini.
“Karang Taruna jangan hanya hadir saat perayaan Agustusan saja, tapi harus hadir di setiap saat dalam membantu pergerakan sosial guna mewujudkan program pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat,” ucapnya.
Atep meambahkan, pemuda harus lebih inovatif dan berpikir ke masa yang akan datang, jangan terpaku dengan masa lalu. Termasuk dalam berkarya pun, kata Atep, bukan hanya membutuhkan fisik atau jasmani saja, tapi juga kesehatan rohani.
“Maka dengan pengajian bulanan ini diharapkan mampu menyiram rohani kita sebagai penyeimbang dalam berkarya. Tahun lalu kita bekerjasama dengan Pesantren Nurussalam, sekarang kita gandeng alumninya dalam upaya membangun sinergitas untuk sama sama membangun Ciamis ke arah yang lebih baik,” kata Atep.
Perwakilan INSAN Ciamis, Ustad Arif Bahtiar, merasa bangga bisa bersilaturahmi dan memberikan siraman rohani serta berdiskusi seputar peran pemuda dalam mengisi kemerdekaan.
Menurutnya, Karang Taruna memiliki potensi luar biasa sebagai pilar bangsa, karena warganya tersebar sampai ke tingkatan paling bawah, baik di RT dan RW.
“Tentunya bangga dengan Karang Taruna yang bisa masuk ke sisi lain, melebarkan sayapnya. Selain bergerak di lingkungan kepemudaan dan kemasyarakatan, ternyata sangat antusias di wiayah rohani religi. Karena urusan dunia memang harus bersinergi dengan rohani,” ungkapnya.
Arif menambahkan, sudah seharusnya pemuda mengisi kemerdekaan dengan menjaga persatuan, apalagi kemerdekaan tidak bisa dilepaskan dari peran serta ummat Islam terutama para Ulama.
“Paling tidak kita mencoba mengembalikan memori kita, bahwa pejuang kemerdekaan didominasi para habib, ulama dan ustad, sehingga kemerdekaan ini bisa dilanjutkan dengan kegiatan yang positif,” ujarnya. (Jujang/R6/HR-Online)