Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Dewan Kebudayaan Ciamis sekaligus Rektor Unigal DR. H. Yat Rospia Brata, Drs.,M.Si. mengapresiasi wacana perubahan nama Ciamis menjadi Galuh.
Pasalnya, wacana tersebut menjadi pembahasan kembali saat pertemuan silaturahmi antara Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya dengan para seniman dan budayawan di Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis, Kamis (18/07/2019).
Menurut Yat, wacana perubahan nama Ciamis menjadi Galuh sudah sejak dulu muncul. Bedanya, dulu kurang direspon oleh pemerintah daerah. Namun saat ini, Bupati Herdiat, sangat mendukung perubahan nama tersebut.
“Kami dari Dewan Kebudayaan Ciamis sangat antusias dengan didukungnya perubahan nama Ciamis jadi Galuh. Karena kami dari dulu menginginkan perubahan itu,” ujar Yat kepada Koran HR, Senin (22/07/2019).
Yat mengatakan, perubahan nama dari Ciamis menjadi Galuh bisa mengembalikan kejayaan di masa lalu. Menurutnya Galuh pada zamannya merupakan kerajaan besar dan sudah saatnya nama Ciamis berubah menjadi Galuh.
“Dengan berubahnya nama Ciamis jadi Galuh itu bisa mengembalikan kejayaan masa lalu. Galuh telah besar di masa lalunya dan saat ini saatnya untuk berubah,” tuturnya.
Lebih lanjut Yat menjelaskan, aspirasi dari berbagai kalangan terkait perubahan nama Ciamis menjadi Galuh sangat besar. Ketika Bupati Ciamis mendukung, Yat merasa antusias dan bangga. Dirinya berharap perubahan nama Ciamis menjadi Galuh segera terealisasi.
“Derasnya dukungan perubahan nama Ciamis menjadi Galuh dari berbagai kalangan, yang saat ini juga didukung penuh oleh Bupati, kami dari Dewan Kebudayaan Ciamis sangat senang,” ucapnya.
Menurut Yat, jiwa kegaluhan sudah tersimpan di jiwa masyarakat Tatar Galuh Ciamis dengan diawali oleh kebiasaan-kebiasaan yang bisa memunculkan kegaluhan-nya.
Yat mencontohkan, Bupati Ciamis beserta jajarannya menggunakan pin galuh ataupun jargon-jargon yang bertema Galuh serta penamaan Taman Publik dan Jalan protokol menggunakan nama Galuh.
“Banyak sebetulnya apabila ingin memunculkan kejayaan Galuh yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Ciamis. seperti contoh saat ini Bupati dan jajarannya menggunakan pin Galuh, sepanjang jalan di Ciamis dibuat nuansa kerjaan Galuh, bisa melalui pagar juga setiap kantor dinas bergaya kerajaan Galuh agar nuansa Galuh bisa terasa,” paparnya.
Selain itu, Yat menambahkan, belum ada buku sejarah Galuh yang baku. Saat ini banyak versi dan ceritanya masih simpang siur, sehingga tidak ada pedoman yang baku terkait sejarah Galuh.
“Kita perlu buku sejarah Galuh yang baku, sehingga bisa dijadikan pedoman bagi generasi kita. Saat ini masih banyak versi, sehingga ceritanya jadi simpang siur,” katanya. (Fahmi/Koran HR)