Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Kota Banjar merupakan kota kecil dengan segudang potensi, salah satunya budidaya di sektor peternakan burung puyuh. Selain sebagai bisnis yang menjanjikan, budidaya ternak puyuh sebetulnya bisa dijadikan icon untuk pengembangan potensi daerah.
Kartoyo, salah seorang peternak puyuh di Lingkungan Siluman, RT. 25, RW. 12, Kelurahan Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, yang sudah satu tahun ini mengembangkan budidaya telur puyuh. Berkat ketekunanya, kini jumlah ternak puyuh yang dipeliharanya sudah mencapai 9.000 ekor.
Dibantu dua orang karyawan, usahanya tersebut terus berkembang, bahkan menjadi salah satu penyuplai telur puyuh di Kota Banjar, serta beberapa daerah lainnya, seperti Bandung, Cirebon, dan Garut.
Saat ditemui Koran HR, Selasa (23/07/2019), Kartoyo menuturkan, untuk proses perawatan puyuh miliknya mulai dari masa pembibitan atau usia 0 hari, kemudian dimasukkan ke kandang dan diopen sampai usia 20 hari.
Baru setelah agak besar diliarkan di dalam ruangan agar terbiasa dengan cuaca selama kurang lebih 1 minggu, lalu dibawa ke kandang ternak. Adapun masa pembibitan sampai masa bertelur memakan waktu sekitar 40 hari, dan paling cepat 35 hari.
“Nah, dalam 1 kandang ternak maksimal berisi 8 sampai 10 bibit puyuh, jangan kebanyakan nanti burungnya bisa stres, bisa ngedrop, sehingga hasilnya tidak akan maksimal,” tuturnya.
Menurut Kartoyo, untuk mengembalikan puyuh agar tidak stres, burung puyuh harus di puasakan atau dinormalkan selama kurang lebih 2 minggu. Setelah itu baru bisa bertelur.
Terkait pakan ternak puyuh, untuk ukuran standarnya 1 ekor puyuh membutuhkan sebanyak 2,5 gram per hari. Kalau 1.000 ekor, maka per harinya menghabiskan 25 kilogram pakan. Sedangkan, untuk bibit puyuh diambilkan dari Jogjakarta dengan harga Rp.3.500 per ekor.
Di tempat yang sama, Karti, yang juga isteri Kartoyo, menambahkan, dalam sehari, ternak burung puyuh yang dikelolanya bisa menghasilkan 70 hingga 80 kilogram telur, atau 2 ton lebih dalam satu bulan dengan harga jual Rp25.000 per kilogram.
Sedangkan, untuk masa produktifitas burung puyuh petelor hanya sampai usia 1,5 tahun, selebihnya burung puyuh yang sudah tua akan dijual untuk dijadikan konsumsi. “Mengenai permintaan pasar akan kebutuhan telur puyuh memang banyak, cuman sementara ini baru bisa mensuplai kebutuhan untuk Kota Banjar, Cirebon, Bandung, dan Garut,” pungkas Karti. (Muhlisin/Koran HR)