Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),– Pasca PSGC Ciamis kalah saat melawan Persiraja Banda Aceh pada gelaran Liga 2 Grup Barat, suporter PSGC, Balad Galuh bersama komunitas suporter lainnya meradang dan melakukan demo di pelataran Stadion Galuh Ciamis, Sabtu (13/7/2019).
Aksi suporter PSGC ini sebenarnya sudah terjadi ketika gol ketiga Persiraja bersarang di gawang Dedi Haryanto, kiper PSGC Ciamis pada menit ke-82. Teriakan ‘butut’ menggema di seluruh Stadion Galuh. Hal ini rupanya berlanjut sampai pertandingan usai.
Ratusan suporter dari berbagai komunitas memadati parkiran Stadion Galuh, kembali yel yel ‘PSGC butut’ diteriakan suporter. Mereka menuntut perbaikan dilakukan oleh manajemen.
Bupati Ciamis sekaligus mantan manajer PSGC Ciamis, Herdiat Sunarya, akhirnya turun tangan meredam kemarahan suporter. Di hadapan ratusan suporter PSGC tersebut, Herdiat mengatakan dirinya sama halnya seperti para suporter yang merasa kecewa akibat kekalahan beruntun yang dialami PSGC Ciamis.
“Jangankan kalian yang kecewa, saya pribadi juga kecewa karena dalam empat kali pertandingan selalu kalah, saya lebih kecewa lagi,” kata Herdiat.
Herdiat juga berjanji akan meminta manajemen untuk melakukan evaluasi, baik pelatih maupun pemain.
“Kita akan lihat pada dua pertandingan selanjutnya, jika PSGC kalah lagi maka pelatih tidak akan diganti, tapi dipecat!” tegasnya.
Baca Juga: Kalah Lagi Lawan Persiraja, PSGC Ciamis Makin Terseok di Dasar Klasemen
Sementara Eko Supriyanto, Ketua Balad Galuh mengatakan dirinya dan suporter lainnya menginginkan kemenangan, lantaran dari 4 kali pertandingan yang dilakoni PSGC belum pernah memetik satu poin pun.
“Siapapun yang jadi pelatihnya, yang penting bisa menang. Kami ingin PSGC berubah, ingin PSGC menang,” kata Eko di hadapan suporter PSGC lainnya.
Kata dia, dalam pertandingan sepak bola selalu ada yang menang dan kalah, namun jika kalah terus berarti tidak ada perubahan yang signifikan yang dilakukan para pemain, pelatih maupun manajemen. Sementara Balad Galuh menginginkan adanya kemenangan agar tidak terjerumus lagi ke Liga 3.
“Kami sudah tidak lagi memakai logika, tapi kami sudah main hati, logika kami terkalahkan oleh hati. Yang kami harap adalah kemenangan, bukan masalah diganti pelatih atau pemain, yang penting bagaimana caranya PSGC menang,” tegasnya. (Ndu/R7/HR-Online)