Berita Gaya Hidup, (harapanrakyat.com),– Sebuah penelitian yang dilakukan di Brazil menemukan bahaya botol minum yang digunakan berulang-ulang. Padahal selama ini, kita cenderung merasa aman karena botol plastik tersebut sifatnya reusable atau bisa digunakan kembali.
Dalam penelitian tersebut, peneliti meminta 30 orang partisipan dari pusat kebugaran untuk menyerahkan botol air minum yang mereka punya. Peneliti kemudian mengetesnya dan membandingkannya dengan botol-botol yang belum pernah digunakan sebelumnya.
Hasilnya cukup mengejutkan, para peneliti menemukan 83 persen botol yang sudah pernah digunakan ternyata terkontaminasi bakteri Staphylococcus aureus (27 persen botol) dan Bakteri E. Coli (17 persen botol).
Seorang professor dari Federal University of State of Rio de Janeiro, Brazil, Gilmar Weber Senna, Ph.D, mengatakan dalam penelitian yang mereka lakukan, mereka mencoba memeriksa untuk mengetahui bahaya botol minum sejumlah anggota yang datang ke pusat kebugaran dalam beberapa hari, tanpa pemberitahuan di awal.
“Hal tersebut, sengaja kami lakukan untuk mendapatkan kondisi botol kemasan yang sebenarnya, sehingga tidak ada usaha rekayasa ,” ujar Senna, seperti dikutip HR Online dari Runner’s World, Sabtu (25/5/2019).
Penemuan tersebut dianggap ‘mengerikan’ namun sebenarnya sudah dapat ditebak. Pasalnya, botol yang digunakan secara berulang-ulang akan cukup kotor, kata Philip Tierno, Ph.D., profesor Mikrobiologi dan Patologi di NYU School of Medicine.
Sementara, menurut Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bakteri Staphylococcus juga sering ditemukan pada hidung 30 persen orang, hal ini pada dasarnya tidak membahayakan.
Sama seperti bakteri E. coli yang bisa ditemukan dalam sistem pencernaan manusia yang sehat. Namun, bakteri E. Coli juga sebagian bisa menjadi pemicu timbulnya diare.
Sehingga pertanyaan yang muncul adalah, sejauh mana bahaya botol air minum yang sering kita gunakan bisa menyebabkan sakit?
Profesor Tierno mengatakan, hal tersebut tergantung sejumlah faktor, seperti jumlah bakteri, bakteri apa saja yang muncul, hingga imunitas atau daya tahan kita sebagai pengguna botol.
Perlu diingat juga, bakteri biasanya muncul pada bagian pegangan tangan botol karena banyak orang memegang botolnya saat beraktivitas di pusat kebugaran. Dari aktivitas tersebut, bakteri bisa pindah lewat kontak tidak langsung.
Begitu juga apabila kita tidak mencuci tangan setelah melakukan hajat di kamar mandi, apalagi jika kemudian memegang wajah, kita juga bisa jadi menyebarkan bakteri pada wajah. Karena itu, pastikan botol minum yang kita pakai dicuci setelah digunakan. Hal ini untuk meminimalisir resiko sakit karena bakteri yang dibawa oleh orang yang memegang botol minum.
Dalam hal ini, professor Tierno menyarankan agar kita juga memastikan diri dengan mencuci tangan sebersih mungkin sebelum minum lewat botol tersebut. Tujuannya supaya residu apapun yang ada pada tangan kita tidak berpindah pada botol minum yang kita gunakan.
Selain itu, ujung-ujung jari juga harus diperhatikan karena biasanya disanalah bakteri bersembunyi. Caranya bisa dengan mencuci tangan kurang lebih 20 detik. Sabuni bagian atas dan bawah tangah juga sela-sela jari dari ujung-ujung kuku.
“Gurat kuku jari Anda ke telapak tangan lainnya agar busa-busa masuk ke dalam kuku,” kata Tierno.
Tierno juga menyarankan penggunaan botol dari baja, logam atau kaca jika memungkinkan. Tujuannya untuk menghindari bakteri yang berkembang biak. Menurutnya, bakteri lebih mudah melekat pada botol yang terbuat dari plastik atau pada permukaan lainnya yang lebih kasar.
Sementara semakin halus permukaan baja, logam dan kaca pada botol yang digunakan tersebut, maka tentu akan semakin mudah dibersihkan. Hal ini juga bertujuan mencegah perkembangan biofilm atau tempat bakteri berkembang.
Satu hal yang lebih penting lagi adalah, pastikan Anda tidak menggunakan botol minum tersebut bersama-sama dengan orang lain. Kecuali orang tersebut mencuci botol minumnya terlebih dahulu.
Nah, itulah bahaya botol minum yang digunakan secara berulang-ulang. Resiko sakit akibat penggunaan botol air minum bekas tentu bisa dicegah, diantaranya dengan mencucinya setelah digunakan, tidak menggunakan botol air minum bersama-sama orang lain dan tentunya mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memegang botol minum Anda. (Ndu/R7/HR-Online)