Banjar,(harapanrakyat.com),– Asep Aziz, pemuda 26 tahun asal Kota Banjar ini adalah seorang sport physiotherapist (fisioterapis olahraga). Berbekal pengalamannya sebagai fisioterapis di klub basket CLS Knights Surabaya, kini ia sudah mempunyai empat klinik, diantaranya di Malang, Jakarta, Bogor dan Surabaya.
Selain itu, untuk menunjang bisnis klinik fisioterapinya ini, ia juga rutin mengadakan seminar, workshop serta mengadakan event-event kesehatan serta mensupport acara-acara olahraga.
Kisah Perjalanannya
Asep Azis, S.St.Ft, lahir di kota Banjar pada tahun 1987 yang lalu, ia putra dari pasangan Sukamdi (Penisunan PNS Procit) dan Nia Kurniasih. Asep Aziz merupakan alumni SMAN 1 Banjar yang lulus tahun 2004. Setelah itu ia melanjutkan kuliah di Universitas Esa Unggul Jakarta dan lulus pada tahun 2008. Universitas yang mempunyai motto Entrepreneurship and Creativity. Universitas tersebut dipilihnya karena berkeyakinan kelak ia akan menjadi seorang enterpreneur.
Asep Aziz merupakan mahasiswa berprestasi terbukti selama mengenyam kuliahnya ia sering membantu dosen di klinik kampus, sehingga pada saat mau lulus, ia sudah ditawari untuk bergabung di klub basket CLS Knights Surabaya yang bermain di liga basket profesional NBL Indonesia dan sampai sekarang memasuki tahun ke-5nya di klub tersebut sebagai seorang sport physiotherapist (fisioterapis olahraga).
Berbekal pengalamannya menangani fisioterapi di klub tersebut dan bantuan modal dari temannya sendiri, semenjak Februari tahun 2012 ia mulai belajar berbisnis dengan memberanikan diri membuka klinik fisioterapi yang khusus menangani cedera olahraga (sport injury) serta musculosceletal (otot, tulang, dll). Karena ia beranggapan di Indonesia penanganan cedera olahraga masih banyak yang menggunakan metode tradisional seperti pergi ke tukang urut dimana hal tersebut membahayakan bagi atlet, akibatnya akan mengalami penurunan prestasi dan karir kalau terjadi salah penanganan.
Dengan Menggunakan Brand PHYSIOPRENEUR, dibukalah klinik pertamanya di Kota Malang. Baginya dalam berbisnis jasa pelayanan kesehatan, penting sekali dalam menjaga kualitas pelayanan, untuk itu penting sekali selektif dalam melakukan proses recruitment SDM dan Training Fisioterapis secara berkala untuk menjaga standarisasi setiap kliniknya. Ia pun mendapat bimbingan dari pakar SDM di Indonesia yaitu bunda Lita Mucharom dengan komunitas INFO S3 nya, juga dari pengusaha lainnya yang membimbing baik dari media sosial maupun komunikasi langsung. Disini Pentingnya Networking bagi seorang enterpreneur. Sehingga setelah itu seiring makin berkembangnya client klinik fisioterapinya kemudian sekitar Bulan Desember 2012 ia membuka cabang di kota-kota besar lainnya seperti di Jakarta, Bogor, dan Surabaya.
Untuk menjaga interaksi dengan klien lama dan baru dan strategi marketing jaman sekarang, ia pun aktif menggunakan sosial media twitter dan facebook untuk sekedar berbagi tips kesehatan fisioterapis maupun cedera olahraga melalui akun @physiopreneur maupun akun pribadi @asepclsfisio. Baginya, twitter/facebook juga digunakan untuk menjual perlengkapan penunjang kesehatan olahraga seperti plester warna-warni kinesiotaping yang banyak dipakai para atlet.
Tidak hanya di situ, untuk menunjang bisnis klinik fisioterapi ini, ia juga rutin mengadakan seminar, workshop serta mengadakan event-event kesehatan serta mensupport acara-acara olahraga, serta menyediakan fisioterapis untuk kebutuhan tim-tim olahraga. Beberapa tim yang pernah bekerjasama dengannya ialah tim PBR [Pelita Bandung Raya] Bandung (fisioterapis wanita pertama di liga sepakbola ISL), AREMA ISL (fisioterapis), PSM (fisioterapis), klub Volley Jakarta Electric PLN, dan masih banyak lagi.
Beberapa klien dari Physiopreneur yang tidak asing lagi bagi kita seperti dari tim basket happy ballers yang berisi selebritis seperti Udjo Project Pop, Yogi Finanda, Ibnu Jamil, Mario Lawalata, Chocky Sitohang, Augiefantinus. Serta beberapa Pengusaha seperti Azrul Ananda (Dirut Jawa Pos Grup) dan dari kalangan atlet nasional tercatat ada Greg Nwakokolo, Kelly Purwanto, Andy Batam, Hasyim Kipuw dan lain-lain. (Dede Tito/Koran HR)