Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),– Sejumlah pemuda protes karena lapang desa Banjarsari rusak. Kondisi lapangan sepak bola Desa Banjarsari, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat memang sangat memprihatinkan.
Selain tidak terawat, kontur tanah yang sejajar dengan sawah membuat lapangan sering kemasukan air limpahan. Akibatnya, lapang sering tergenang air dan tidak layak untuk dijadikan tempat bermain sepak bola.
“Kalau hujan turun air menggenangi lapangan, tak jauh beda dengan sawah di sekelilingnya. Begitu juga sebaliknya ketika musim kemarau keadaan tanahnya retak-retak, tidak rata dan berlubang mirip sawah ketika musim kemarau,” kata Boby, ketua Pemuda Mandiri dari Desa Banjarsari, Senin (6/5/2019).
Menurutnya, kondisi tersebut membahayakan mereka yang memanfaatkan Lapangan untuk bermain sepak bola. Karena itu, pihaknya berinisiatif untuk memperbaiki lapang sepak bola yang rusak pada Minggu, (5/5/2019).
Walaupun tanpa bantuan dari pihak manapun dan dengan alat seadanya, kata Boby, 50 orang anggota Pemuda Mandiri Banjarsari bergotongroyong untuk memperbaiki lapang sesuai dengan kemampuan mereka, agar layak untuk digunakan.
“Alat yang digunakan pun hanya menggunakan parang, mesin rumput yang kami pinjam dari tetangga, bahkan kami membereskan lapang menggunakan tangan kosong,” katanya.
Sejumlah Pemuda Banjarsari tersebut juga memasang banner peringatan agar Lapang Desa Banjarsari tidak digunakan untuk aktivitas lainnya selain untuk bermain sepak bola.
“Kami juga mengimbau kepada seluruh masyarakat juga pihak pemerintahan, untuk tidak menggunakan lapangan sepak bola Banjarsari di luar kegiatan olahraga. Selain itu, juga tidak memaksakan kegiatan selain olahraga karena hal tersebut akan memperburuk kondisi lapangan,” katanya.
Boby juga mengingatkan jika keberadaan lapangan itu penting untuk memberikan ruang kreatifias bagi para pemuda dalam menyalurkan minat dan bakatnya.
“Dengan adanya lapangan sepak bola yang layak memberi ruang para pemuda untuk melakukan hobinya. Hal ini juga sebagai upaya antisipasi dari kegiatan yang kurang positif yang sekarang ini tumbuh secara massif di kalangan pemuda,” katanya.
Boby juga menambahkan, ke depan pihaknya akan berupaya mengajukan kepada pemerintah untuk ikut bertanggungjawab dalam perbaikan lapang.
“Kami berharap pemerintah merespon, jangan sampai ada anggapan dari masyarakat bahwa Banjarsari ataupun wilayah Ciamis Selatan dianaktirikan, dengan alasan pembangunan sarana olahraga tidak merata,” katanya.
Lebih lanjut Boby berharap agar pembangunan tidak hanya terpusat di pusat kota atau Ciamis Utara saja. “Warga Banjarsari juga sama kedudukannya sebagai warga Kabupaten Ciamis yang juga perlu diperhatikan,” pungkasnya.
Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis.
Foto: Istimewa
Hal yang tak jauh berbeda dikemukakan oleh Satgas Barisan Masyarakat Banjarsari Kawasen Bersatu (BMBKB), Asep Udin. Menurutnya, lapang desa Banjarsari rusak. Lapang desa yang sering dijadikan tempat bermain dan bertanding sepak bola yang ada di Ciamis selatan tersebut dalam kondisi memprihatinkan.
“Hanya beberapa lapang saja yang kondisinya baik dan cukup layak digunakan, tapi itu pun lokasinya cukup jauh dan sulit dijangkau oleh masyarakat pencinta sepak bola. Selain itu, dari sekian lapangan, lapang yang ada di Desa Banjarsari ini termasuk yang paling parah,” ujar Asep Udin.
Menurut Asep, banyak lapangan yang becek dan berlumpur saat musim hujan tiba. “Ada juga lapangan yang tidak rata karena kontur tanahnya memang demikian,” jelasnya.
Kondisi tersebut, lanjut Asep harusnya diperhatikan oleh seluruh kalangan yang memiliki kepentingan dan juga kepedulian terhadap kemajuan sepak bola yang ada di Ciamis.
“Terutama pemerintah setempat sebagai pihak yang seharusnya bertanggungjawab atas kondisi buruknya fasilitas olahraga masyarakat yang ada di Banjarsari,” pungkasnya. (Ndu/R7/HR-Online)